SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

[SPFM], Haddad Alwi yang memiliki nama lengkap Haddad Alwi Assegaf, lahir di Solo, Jawa Tengah, 13 Maret 1966. Tidak seorangpun menduga, keluarganya, bahkan ayah ibunya, bahwa Haddad Alwi kelak akan dikenal, dicinta oleh ratusan juta orang, menembus batas geografis, suku dan bangsa lewat karya-karyanya. Tidak ada yang istimewa dari sisi kehidupannya, dia orang yang biasa-biasa saja. Dia putus kuliah di perguruan tinggi, dan pernah beberapa kali mencoba menjadi pedagang. Bila ia memulainya dengan modal, maka berakhir dengan habisnya modal. Bila ia mencoba tanpa modal, maka berakhir dengan hutang. Dari jalan yang salah itulah, kemudian ia memenuhi panggilan hatinya yang memang lama terpendam, dengan melantunkan cinta dan kerinduan.

Haddad Alwi mengaku, baginya musik adalah sebagai sebuah sarana, bukan tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupannya. Menurutnya, musik bisa menjadi alat yang berdampak positif ataupun negatif, tergantung pada niat pelakunya. Sebisa mungkin, dirinya menggunakan musik untuk tujuan yang baik dan diridhai Allah SWT. Salah satunya dengan menyelipkan nilai-nilai akhlak Rasulullah dalam setiap karyanya.

Cita-cita jadi pengusaha

Diawali dari rekaman coba-coba, tidak ada yang menyangka, bahwa Haddad Alwi bisa menjadi seorang penyanyi religi yang terkenal seperti saat ini. Ketika kecil, cita-citanya justru menjadi seorang pengusaha. Namun takdir berkata lain, kegemarannya bershalawatlah yang mengantarkan Haddad Alwi untuk menjadi seorang penyanyi.

Di tahun 1997, saat dia iseng merekam suaranya ke dalam kaset. Kaset itu hanya beredar di kalangan terdekatnya saja, seperti saudara dan beberapa kenalannya. Namun, lambat laun kaset rekaman itu justru menyebar ke berbagai kalangan, hingga jatuh ke tangan salah seorang produser rekaman. Produser tersebut tertarik dengan konsep karya yang ditawarkan oleh Haddad Alwi. Hingga akhirnya, mereka pun saling bekerjasama. Buah kerjasama itu adalah, album perdana bertajuk “Nur Muhammad”. Meski belum terbilang bagus, album shalawat itu cukup mendapat sambutan, sehingga Haddad Alwi menyusulkan lagi karya keduanya, dengan album shalawat berikutnya bertajuk “Ziarah Rasul”.

Shalawat dan Haddad Alwi, adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Di negeri ini bisa dihitung dengan jari, musisi mana saja yang mampu menciptakan karya-karya seperti Haddad Alwi. Rasa cintanya terhadap Rasulullah itulah, yang telah mengantarkannya ke puncak popularitas. Namun, popularitas tak lantas membuatnya lupa diri, melainkan memacunya untuk terus berbagi.

Dari Sulis hingga Anti

Nama Haddad Alwi sebagai penyanyi shalawat semakin berkibar, ketika dirinya mengajak penyanyi cilik, Sulis, sebagai teman duet. Dibawah naungan Sholla Studio, Haddad Alwi menghasilkan 6 album yang berjudul  ‘Cinta Rasul’ dan meledak di mana-mana.

Selama karirnya di dunia rekaman, Haddad Alwi telah merilis banyak album dengan total penjualan mencapai puluhan juta kopi. Dan disetiap albumnya, Haddad Alwi mencoba sebisa mungkin selalu menyelipkan nilai kebaikan, dalam setiap karya yang diciptakannya.

Haddad Alwi tidak hanya berduet dengat Sulis. Tetapi di album berikutnya, Haddad Alwi berkolaborasi dengan musisi-musisi muda, seperti Gita Gutawa, Tasya, Duta-Sheila on Seven, Fadly-PADI dan juga grup nasyid DEBU.

Setelah tidak berduet lagi dengan Sulis. Akhirnya di tahun 2010, Haddad Alwi telah menemukan pengganti Sulis. Di albumnya yang terbaru Muhammad Nabiku, Haddad Alwi berkolaborasi dengan penyanyi anak-anak bernama Anti dan Vita. Dengan single unggulan “ Marhaban Ya Ramadhan “.

Pertemuaannya dengan Anti bisa disebut sebagai suatu berkah. Karena, sudah bertahun-tahun dia berusaha mencari penyanyi cilik, yang sesuai dengan karakter lagu yang dia bawakan. Karena sejak kemunculannya dengan penyanyi Sulis dalam ‘Cinta Rasul’ beberapa tahun lalu, dia belum menemukan lagi penyanyi yang pas. Kriteria yang dicari adalah vokal bagus, dan background keluarga yang Islami.

Dan akhirnya, dia menemukan Anti ( 10 tahun ) dan adiknya Vita ( 5 tahun ) yang memiliki vokal yang pas dengan karakter lagu yang dibawakannya. Anti tinggal di daerah Parung, Bogor, ayahnya berprofesi sebagai tukang ojek, dan ibunya sebagai pedagang sayur. Dan ternyata, sejak kecil mereka sudah mengenal lagu-lagu Haddad Alwi. [SPFM/Ard-mg/Dtp]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya