Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sekretaris PMI Cabang Solo, Sumartono Hadinoto saat ditemui wartawan, Rabu (11/1/2012) mengatakan pihaknya sudah mendapat pemberitahuan hasil prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) perihal ancaman cuaca ekstrim. Artinya perlu kesiapan teknis maupun mental dan keahlian jajaran PMI untuk mengantisipasi terjadinya bencana. Jenis bencana dimaksud bukan hanya banjir, tapi termasuk juga tanah longsor dan angin kencang.
Untuk itu jajaran PMI Soloraya di sepanjang DAS Bengawan mulai meningkatkan koordinasi. Langkah tersebut juga atas saran dari pengurus PMI Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Menurut Sumartono tindakan tersebut pernah dilakukan PMI se-Soloraya, tepatnya saat terjadi bencana erupsi Gunung Merapi. “Hari ini kami sudah bertemu dengan pengurus PMI Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar dan Sragen membahas kewaspadaan bencana. Tapi tidak cukup ini, akan kami kembangkan juga hingga PMI Klaten dan Boyolali,” katanya.
Sumartono menjelaskan pekan depan akan dilakukan latihan gabungan indoor diikuti personel PMI sepanjang DAS Bengawan. Selain mengecek kesiapan mental dan keahlian personel, pelatihan dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan peralatan termasuk mobil ambulans dan perahu karet untuk evakuasi saat banjir. Ke depan, tidak hanya PMI di Soloraya yang melakukan koordinasi, melainkan jajaran PMI di sepanjang DAS Bengawan mulai dari Wonogiri hingga daerah hilir di Jawa Timur (Jatim).
Lebih lanjut menurut Sumartono PMI Jateng sudah menyediakan repeater atau pemancar ulang untuk jaringan komunikasi. Tiga pemancar ulang masing-masing dipasang di Gunung Telomoyo untuk melayani jaringan Jateng utara, Gunung Perahu untuk Jateng bagian barat dan Candi Cetho untuk wilayah Jateng selatan. Keberadaan tiga pemancar ulang yang mencakup seluruh wilayah Jateng tersebut memudahkan jajaran PMI untuk saling berkomunikasi. Salah satu ancaman yang diwaspadai yakni kemungkinan terjadinya banjir lahar dingin Merapi.
JIBI/SOLOPOS/Kurniawan