SOLOPOS.COM - Seorang pengrajin menjemur kursi berbahan dasar rotan di daerah Trangsan, Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Dok.)

Seorang pengrajin menjemur kursi berbahan dasar rotan di daerah Trangsan, Sukoharjo, Selasa (25/9/2012). Industri mebel rotan di Trangsan dihantam berbagai kendala sehingga saat ini produk mebel rotan terus menurun sejak krisis ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS) tahun 2008 lalu. Ditambah, pasokan bahan baku dari Kalimantan dan Sulawesi terus berkurang. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Kapasitas produksi mebel rotan di sentra produksi mebel Trangsan, Gatak Sukoharjo terus turun hingga 50%. Para perajin pun banyak yang mulai beralih pekerjaan.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo) Soloraya, David R Wijaya menyampaikan saat ini industri mebel rotan di Trangsan dihantam berbagai kendala sehingga saat ini produk mebel rotan terus menurun. Penurunan ini, kata dia, terus berlanjut sejak krisis ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS) tahun 2008 lalu. Ditambah, pasokan bahan baku dari Kalimantan dan Sulawesi terus berkurang. “Pengurangan bahan baku rotan dari Kalimantan pun sekarang mungkin tinggal separonya,” kata David, Selasa (25/9/2012).

Yang lebih parah lagi, lanjut David, saat ini banyak perajin mebel rotan yang mulai beralih pekerjaan. “Kalau yang punya sawah, ya jadi petani lagi. Kalau tidak ya ikut proyek kemana-mana. Nah, giliran ada order tidak ada yang mengerjakan,” tandas David. Dari kondisi ini, maka sejumlah pabrik mebel rotan di Trangsan pun mulai banyak yang tidak aktif. “Yang masih aktif mungkin tinggal 40% saja. Pabriknya ada tapi tidak ada pekerjaan.”

Berkurangnya pasokan bahan baku rotan ini, menurut David dipengaruhi tata niaga rotan dalam negeri yang belum baik. Sementara, di wilayah asal rotan pun saat ini tengah gencar membangun industri mebel rotan, sama seperti klaster di Trangsan. “Kami dan beberapa pengusaha mebel di Solo, beberapa kali diminta menjadi instruktur pelatihan di Kalimantan dan Sulawesi. Sepertinya di sana memang akan dibuat industri mebel rotan tapi saya kira itu sulit. Selain butuh modal besar, karakter masyarakat Kalimantan berbeda dengan Jawa,” kata David.

Dengan permasalahan ini, Asmindo berharap rencana Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dan Bank Indonesia (BI) Solo bersama Pemkab Katingan di Kalimantan untuk membuat terminal bahan baku rotan bisa segera direalisasikan. “Tapi ini juga memunculkan persoalan baru lagi. Ada terminalnya tapi kalau tidak ada bahan bakunya, terus mau diisi apa?” Awalnya, kata dia, terminal bahan baku rotan itu akan menjadi buffer stock untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku rotan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya