SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Unsera.co.id/JIBI)

 

JOGJA—Menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015, sumber daya manusia (SDM) dari ilmu terapan akan menjadi garda terdepan. Lulusan pendidikan vokasi, utamanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dimantapkan dengan pemberian soft skill.

Kepala SMKN 3 Jogja, Aruji Siswanto mengatakan, secara khusus sekolah tidak memiliki strategi menghadapi komunitas ASEAN pada akhir 2015. Hanya, sekolah tersebut memperkuat basis penguasaan kompetensi, baik sejak siswa melakukan praktik di sekolah maupun dunia industri.

“Ada satu persiapan khusus supaya mampu bersaing dengan tenaga dari luat negeri. Siswa didorong memiliki kemampuan adaptif, terutama dari segi bahasa asing,” jelasnya kepada Harian Jogja, Rabu (5/12/2012).
Dia mengakui, bahasa kerap menjadi masalah di SMKN 3 Jogja. Terutama saat menjembatani siswa untuk dikirim ke luar negeri. Inilah yang mendasari sekolah untuk mengemas pendidikan bahasa Inggris minimal 6 jam per minggu dan memfasilitasi penyelenggaraan tes kemampuan bahasa Inggris.
Di samping itu, hari Jumat dipilih sebagai hari berbahasa Inggris untuk memperbanyak kosakata dan memperlancar siswa. Sejumlah sudut sekolah juga dipersiapkan sebagai english corner sehingga ruangan belajar berbahasa asing semakin luas.

Saat ini SMKN 3 Jogja, tengah merintis kerja sama dengan Nanyang Technology University, Singapura dan Bangna Commercial College, Thailand. Jejaring ini disebutnya dapat menjadi alternatif penguasaan bahasa, baik dipertegas dengan pertukaran kurikulum maupun pertukaran pelajar. Direncanakan kerja sama ini mulai aktif digalakan 2013.

Tidak kalah penting, sekolah juga mempersiapkan siswa agar memiliki etos dan karakter kerja yang kuat. Menurut dia, dalam dunia kerja kemampuan intelektual tinggi tidak berarti jika siswa tidak memiliki keahlian yang dikuasai. Negara besar seperti Korea, dan Jepang justru menyasar SDM dengan keahlian yang spesifik.

“Kami juga menyiapkan etos siswa dengan mengundang alumni yang sudah sukses atau meminta organisasi tertentu untuk memotivasi anak-anak,” papar dia. Waka Kurikulum SMKN 2 Jogja, Bujang Sabri juga menyatakan sekolah tersebut tidak memiliki upaya khusus dalam menghadapi 2015. Namun disebutnya sejumlah program telah dipersiapkan. “Khusus tidak, tapi kami ada semacam ekstra bahasa Inggris untuk kelompok. Mau ikut monggo,” jelasnya.

Ia mengatakan, sekolah sengaja tidak mewajibkan agar siswa tidak merasa jenuh. Sebaliknya dengan kesadaran diri sendiri, kemampuan siswa akan lebih baik lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya