SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Nilai tuka rupiah hari ini, Rabu (21/6/2017), dibuka melemah 16 poin ke level Rp13.308/US$.

Solopos.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 16 poin atau 0,12% di level Rp13.308 per dolar AS, Rabu (21/6/2017), pukul 08.00 WIB. Nilai tukar tersebut kembali melemah delapan poin ke level 13.300/US$ pada pukul 08.55 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pergerakan nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin, Selasa (20/6/2017), setelah berhasil mencatatkan rebound pada perdagangan Senin (19/6/2017). Rupiah ditutup terdepresiasi 0,08% atau 10 poin ke Rp13.292 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,17% atau 22 poin di posisi 13.304.

Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak di kisaran Rp13.279 – Rp13.312 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Senin (19/6), rupiah ditutup dengan rebound 0,13% atau 17 poin di posisi 13.282 per dolar AS, mengakhiri pelemahan dua hari berturut-turut sebelumnya.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama sore ini terpantau turun hanya 0,01% atau 0,013 poin ke 97,535 pada pukul 16.17 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,05% atau 0,053 poin di level 97,601, setelah pada perdagangan Senin ditutup menguat 0,40% di posisi 97,548. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau terdepresiasi.

Peso Filipina memimpin pelemahan kurs Asia hari ini dengan 0,44%, diikuti oleh won Korea Selatan sebesar 0,25% dan ringgit Malaysia yang melemah 0,16%. “Pergerakan dolar telah terangkat oleh komentar pejabat Fed yang terdengar optimistis tentang ekonomi AS,” ujar Khoon Goh, kepala riset Asia di Australia & New Zealand Banking Group Ltd..

Ketua Fed wilayah New York, William Dudley, pada Senin menyelaraskan pendapatnya dengan Gubernur Fed Janet Yellen dalam menyatakan harapan bahwa pasar tenaga kerja yang ketat pada akhirnya akan memicu rebound data inflasi yang secara tidak terduga telah melambat dalam beberapa bulan terakhir.

“Kami telah melihat beberapa data ekonomi yang tidak mengesankan baru-baru ini, namun Dudley tampak tidak terganggu olehnya, sehingga memberi kelegaan bagi pelaku pasar,” kata Toshihiko Matsuno, ahli strategi senior SMBC Friend Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya