SOLOPOS.COM - Pertunjukan wayang orang di Gedung Wayang Orang Sriwedari (ilustrasi/JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, berjanji menyeriusi peningkatan honor bagi pemain wayang orang berstatus magang di Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari. Rudy sependapat uang transpor Rp200.000 per bulan yang diterima pemain magang masih sangat kurang. “Saya sepakat peningkatan (honor) harus dipikirkan. Mudah-mudahan enggak sekadar uang transpor,” ujarnya saat ditemui wartawan di kantor Kelurahan Danukusuman, Jumat (15/11/2013).

Menurut Wali Kota, membiarkan seniman wayang orang menerima honor yang minim adalah kesalahan fatal. Rudy menegaskan wayang orang telah menjadi salah satu ikon budaya di Solo. Wali Kota mengakui selama ini para seniman, tak terkecuali wayang orang, sering terabaikan nasibnya. “Solo dikenal sebagai kota budaya, kalau arahnya tidak mengedepankan budaya dan kesenian ya bisa fatal akibatnya,” ucap dia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pihaknya berjanji mengusulkan peningkatan kesejahteraan tersebut di anggaran tahun depan. Menurut Rudy, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) bakal mengkaji penambahan honor yang proporsional bagi pemain magang. Rudy menilai keberadaan pemain magang yang berjumlah 22 ini penting bagi regenerasi wayang orang. “Kemarin-kemarin kan belum sempat ke sana (TAPD), tahun depan akan diperhitungkan. Selain hal ini, upaya regenerasi terus dirintis lewat acara seperti Festival Wayang Bocah.”

Ekspedisi Mudik 2024

Pada bagian lain, Rudy menyoroti sisi pemasaran GWO yang selama ini belum berjalan. Wali Kota mengimbau jajaran pemerintahan kelurahan dan kecamatan proaktif mempromosikan salah satu seni budaya tersebut. “Mestinya masing-masing kelurahan ikut menyosialisasikan. Kalau banyak yang nonton, semangat bermain dan mengembangkan kesenian akan terus ada,” ucapnya.


Terhambat Sengketa

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, menyatakan Pemkot telah menganggarkan dana Rp275 juta untuk merevitalisasi GWO di 2014. Sekda mengakui dana tersebut hanya cukup untuk perbaikan tambal sulam gedung.

Disinggung apakah minimnya dana itu terkait sengketa tanah Sriwedari, Sekda menampiknya. Diketahui, opsi merevitalisasi total GWO sejauh ini terhambat sengketa antara Pemkot dan ahli waris K.R.M.T. Wirjodiningrat.

“Kami enggak bicara itu (sengketa). Yang jelas, upaya-upaya untuk GWO selama ini merupakan bagian tanggungjawab pemerintah dalam urusan budaya,” tegas dia.

Ihwal wacana kenaikan honor bagi pemain magang di GWO, Sekda mengaku sepakat. Namun, pihaknya mewanti-wanti harus ada regulasi yang jelas untuk memayungi upaya tersebut. Dia mencontohkan guru PAUD yang selama ini tak bisa serta-merta mendapat kucuran APBD. “Aspek legalitasnya harus dicek dulu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya