SEMARANG–Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memimpin langsung aksi solidaritas membela KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yakni terkait pernyataan Sutan Bathoegana yang dianggap kontroversial.
Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024
Aksi solidaritas puluhan orang yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa dan Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa, warga Nahdlatul Ulama serta dari Partai Kebangkitan Bangsa tersebut berlangsung di tiga titik di Jalan Pahlawan Semarang, Selasa (27/11/2012).
Selain membawa bendera PKB dan foto Gus Dur, para pecinta Gus Dur yang di antaranya merupakan anggota DPRD Jateng itu juga terlihat membawa poster yang berisi kecaman terhadap Sutan Bathoegana.
Aksi solidaritas membela Gus Dur tersebut terkait dengan pernyataan Sutan Bathoegana yang dinilai melecehkan presiden keempat Republik Indonesia yang merupakan tokoh kebanggan Nahdlatul Ulama. Dalam sebuah diskusi, Sutan menyebutkan Gus Dur diberhentikan dari jabatan Presiden karena kasus korupsi.
Koordinator aksi yang juga anggota Komisi E DPRD Jateng, Syamsul Maarif mengatakan bahwa pernyataan Sutan Bathoegana yang menyebutkan Gus Dur lengser dari kursi kepresidenan karena terlibat kasus “Buloggate” dan “Bruneigate” itu telah melukai hati seluruh warga Nahdliyin.
“Pernyataan Sutan itu sangat tidak tepat dan menghina Gus Dur itu berarti juga menghina 42 juta kaum Nahdliyin,” katanya di sela aksi.
Syamsul menegaskan akan melawan siapapun yang mengusik ketenangan Gus Dur di sisi Tuhan Yang Maha Esa. “Hal itu sebagai bukti kecintaan kami terhadap Gus Dur,” tegasnya.
Dalam aksi solidaritas tersebut, para pecinta Gus Dur yang sering disebut Gusdurian menyampaikan empat tuntutan, yakni menuntut Sutan Bathoegana meminta maaf secara terbuka melalui media massa dalam waktu dua kali 24 jam.
Jika dalam batas waktu yang telah ditentukan tersebut, Sutan Bathoegana tidak meminta maaf maka para pecinta Gus Dur akan melakukan aksi turun ke jalan dengan massa yang lebih banyak.
Tuntutan lainnya adalah memecat Sutan dari keanggotaannya di DPR RI dengan alasan tidak beretika serta meminta pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku pembina Partai Demokrat memberikan sanksi tegas kepada Sutan Bhatoegana.
Sebelum berziarah di Taman Makam Pahlawan sebagai penutup aksi, para pecinta Gus Dur sempat membakar poster bergambar Sutan Bathoegana sebagai bentuk protes keras.