SOLOPOS.COM - K.H. Yahya Cholil Staquf berjanji akan melibatkan seluruh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Indonesia guna mencapai tujuan bersama. (Antara)

Solopos.com, BANDARLAMPUNG — K.H. Yahya Cholil Staquf berjanji akan melibatkan seluruh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Indonesia guna mencapai tujuan bersama.

“Pemilihan Ketum saya kira ini merupakan momentum yang mendebarkan karena saya tahu ada pekerjaan berat sekali yang harus dilakukan, setelah terpilih,” kata kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu dalam keterangannya di Bandarlampung seperti dikutip Antara, Jumat (24/12/2021).

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Ia mengaku sudah membuat kesepakatan dengan seluruh jajaran pengurus NU di seluruh Nusantara guna memulai satu cara kerja yang sedemikian rupa.

Terkait program yang akan dilakukan, Gus Yahya menekankan bahwa agenda ke depan adalah untuk menghidupkan ajaran Gus Dur.

“Untuk program secara kalau bicara singkat seperti yang selalu saya ulang-ulang bahwa agenda ke depan ialah ‘menghidupkan’ Gus Dur. Kita tahu bahwa ini bukan konsep yang sederhana tapi imajinasi masyarakat, imajinasi teman-teman semua tentang Gus Dur saya kira akan bisa menangkap apa yang saya maksud dengan ‘menghidupkan’ Gus Dur,” ujarnya.

Menurutnya, selama ini Gur Dur melakukan semua yang dilakukannya sendirian dan tidak ada yang mungkin seseorang mampu menggantikannya setelah yang bersangkutan tidak ada.

“Tetapi semua nahdliyyin jelas-jelas masih membutuhkan fungsi Gus Dur, membutuhkan peran dan kehadirannya, maka kita harus berusaha untuk membangun strategi supaya NU sebagai organisasi bisa hadir laksana Gus Dur. Sehingga masyarakat ketika merasakan apa yang di lakukan NU, layanan diberikan mereka bisa merasakan kembali, seolah-olah Gus Dur hadir lagi di antara kita,” katanya.

Baca Juga: Gus Yahya Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU, Ini Profilnya 

Gus Yahya mengucapkan terima kasih kepada Said Aqil Siroj selaku guru yang mendidik, menggembleng, dan membesarkannya.

“Saya haturkan terima kasih kepada guru saya, yang mendidik saya, menggembleng, dan menguji saya tetapi juga membuka jalan untuk saya dan membesarkan saya, yaitu Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj,” kata dia.

Ia mengungkapkan tidak tahu menahu apakah dirinya cukup umur guna membalas jasa-jasa Kiai Said selama ini. “Kalau ada yang patut dipuji, Kiai Said-lah yang harus dipuji,” kata dia.

Said Aqil Siroj berharap Gus Yahya dapat memimpin NU lebih baik lagi ke depan. Ia sangat bergembira atas keberhasilan pada Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) ini.

“Tidak ada yang lain kecuali saya bersyukur kepada Allah karena muktamar berjalan dengan baik, aman, dan tenteram, walaupun katanya sebelumnya sempat memanas tapi jelas selesai dengan aman, lancar, tenteram, dan tertawa bersama. Mari kita bergandengan tangan untuk membesarkan Nahdlatul Ulama (NU),” katanya.

Meskipun kelak tidak menjadi pengurus PBNU dirinya akan tetap menyebarkan dan mendakwahkan Islam Ahlus-Sunnah wal Jama’ah NU.

“Saya tetap akan menyebarkan Islam yang moderat dan toleran. Jadi pengurus atau tidak itu sudah menjadi prinsip saya dan akan dilakukan semampunya,” katanya.

Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 setelah unggul dari petahana K.H. Said Aqil Siroj, dalam pemilihan Ketua Umum PBNU yang dilaksanakan pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung, Jumat.

Gus Yahya meraih 337 suara, sementara Kiai Said Aqil memperoleh suara 210 dari total 548 suara yang masuk, baik dari pengurus cabang, wilayah maupun luar negeri, sementara yang dinyatakan tidak sah satu suara.

Semua Golongan

Anggota DPR RI Achmad Baidowi meyakini terpilihnya Gus Yahya dapat membawa organisasi itu berdiri di atas semua golongan.

“NU tidak terkontaminasi kepentingan politik praktis dan NU berdiri di atas semua golongan,” kata Baidowi.

Baidowi berharap Gus Yahya membawa NU jauh dari tarikan-tarikan partai politik, terutama kesan hanya dikuasai partai politik tertentu. Menurutnya, Gus Yahya harus mampu membawa NU sebagai organisasi milik semua golongan.

“Jadi, jangan terkesan NU itu disetir oleh satu partai politik,” ujarnya.

Pejabat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Romadhon Jasn mengatakan terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU merupakan kemenangan umat NU.

“Kemenangan Gus Yahya merupakan kemenangan umat dan kemenangan atas kebersamaan NU. Terpilihnya Gus Yahya perlu diapresiasi karena melalui tahapan muktamar yang berjalan dengan baik, demokratis dan sejuk serta prinsip musyawarah mufakat dijunjung tinggi,” kata Romadhon dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Akhmad mengatakan terpilihnya Gus Yahya membuktikan tingginya aspirasi regenerasi kepemimpinan di organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu.



“Gus Yahya adalah simbol kekuatan kader muda NU,” kata Rumadi di Bandar Lampung, Lampung.

Menurut Rumadi, Gus Yahya bukan sosok yang asing bagi Presiden Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin.

“Beliau pernah menjadi Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden/Wantimpres). Tentunya pemerintah sangat senang dengan terpilihnya Gus Yahya ini,” ujarnya.

Rumadi berharap Gus Yahya dapat membawa NU menjaga khitahnya sebagai organisasi sosial keagamaan yang menjaga nilai-nilai Islam dan nilai-nilai Indonesia.

Baca Juga: Profil Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU Terpilih di Muktamar ke-34 NU 

Ia juga berharap NU terus bekerja sama dengan pemerintah. Kerja sama itu dapat diwujudkan dengan menjaga eksistensi NKRI, menyejahterakan rakyat, dan menjadi pilar untuk memperkuat agenda nasional pemerintah terkait moderasi beragama.

“NU organisasi yang suportif terhadap pemerintah sejauh kebijakan pemerintah sejalan dengan prinsip-prinsip NU,” katanya.

Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan para warga Nahdlatul Ulama menanti kreasi nyata dan pengabdian PBNU di bawah kepemimpinan K.H. Miftachul Akhyar dan K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Dia mengucapkan selamat atas terpilihnya K.H. Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan K.H. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU.

“Semoga dengan terpilihnya duet Kiai Miftah dan Gus Yahya ini akan banyak inovasi, banyak pengabdian yang menyesuaikan dengan tuntutan zaman, dan tantangan sekaligus tuntutan kebutuhan masyarakat,” kata Muhaimin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Dia merupakan putra dari K.H. Muhammad Cholil Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin di Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Gus Yahya yang juga kader organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta merupakan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada periode 1999-2001.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya