SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Puluhan tokoh berbagai elemen masyarakat Kota Solo melakukan aksi doa bersama di Bundaran Gladak Pasar Kliwon, Kamis (31/12) siang.

Aksi yang dipelopori oleh Republik Aeng-aeng Solo tersebut sebagai wujud rasa duka atas meninggalnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasar pantauan Espos, aksi dimulai dengan meletakkan karangan bungan tanda duka cita di monumen Slamet Riyadi. Aksi tersebut diikuti antara lain dari unsur Mahasiswa UNS, tokoh masyarakat, umat Konghucu, rohaniawan Islam dan agaman lain.

Salah seorang peserta aksi, HM Sungkar, yang juga tokoh masyarakat Pasar Kliwon mengatakan, warga Solo merasakan duka mendalam stas meninggalnya Gus Dur. Menurut dia, Gus Dur merupakan figur bapak bangsa. “Dia adalah tokoh yang tegas menyatakan kebenaran sebagai kebenaran, serta kesalahan sebagai suatu kesalahan,” ujarnya.

Senada, Lintang Rembulan, dari Paduan Suara Mahasiswa Voca Erudita UNS, mengungkapkan, bangsa Indonesia kehilangan tokoh penting. Gus Dur yang juga pernah menjabat sebagai Presiden RI dinilai telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan penting bangsa. “Gus Dur adalah guru bangsa, pahlawan perjuangan demokrasi,” imbuh Aji Chandra, ulama Konghucu Solo.

Pada bagian lain dilaporkan, masyarakat Solo berduka atas berpulangnya Gus Dur. Rasa duka mendalam ditunjukkan warga Kota Bengawan dengan memasang bendera merah putih, setengah tiang. Selain warga, Pemkot Solo juga memasang bendera merah putih setengah tiang di sepanjang jalan-jalan utama kota.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya