Semarang
Selasa, 26 November 2019 - 09:50 WIB

Guru SLB Solo Bikin Haru di Hari Guru, Gubernur Hadiahi Motor

Newswire  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersilaturahmi dengan guru SD yang pernah mengajarnya di kelas II dan III. (Antara-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Solo bernama Ariyanto mendapat hadiah sepeda motor dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atas dedikasinya mengabdi mencerdaskan anak bangsa, khususnya difabel.

Ariyanto yang hadir dalam Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2019 di SMA Negeri 1 Semarang, Senin (25/11/2019), berkeluh kesah kepada Gubernur Ganjar Pranowo karena tidak bisa menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Padahal, ia sudah berusaha mendaftar beberapa kali.

Advertisement

“Saya honorer sejak 2004, Pak. Sekarang usia saya sudah lebih dari 35 tahun. Sudah tidak ada kesempatan jadi PNS lagi, tapi saya tetap ingin jadi PNS seperti teman-teman yang lain, mohon dibantu Pak,” kata Ariyanto.

Menanggapi hal itu, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa untuk menjadi PNS harus mengikuti persyaratan yang ada, di antaranya adalah usia yang tidak boleh melebihi 35 tahun dan persyaratan lain. Ganjar lalu menanyakan gaji yang diterima Ariyanto saat ini.

Advertisement

Menanggapi hal itu, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa untuk menjadi PNS harus mengikuti persyaratan yang ada, di antaranya adalah usia yang tidak boleh melebihi 35 tahun dan persyaratan lain. Ganjar lalu menanyakan gaji yang diterima Ariyanto saat ini.

Jawaban mengharukan pun keluar dari mulutnya, Dijawabnya bahwa sekarang ia menerima Rp1,9 juta/bulan, sedangkan dulu gajinya hanya Rp250.000/bulan.

“Jadi Njenengan sudah tidak bisa, tapi kan masih bisa ikut daftar Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja [PPPK], jadi silakan njenengan daftar PPPK semoga bisa, tapi meskipun gaji segitu, Bapak tetap semangat kan mendidik anak-anak kita? ” tanya Ganjar.

Advertisement

“Karena kamu semangat, saya belikan motor ya. Semoga bermanfaat,” kata Ganjar yang disambut tepuk tangan seluruh peserta upacara.

Seusai upacara, Ganjar mengatakan bahwa persoalan guru honorer memang menjadi perhatiannya dan berharap guru honorer yang tidak bisa menjadi PNS,bisa menjadi PPPK. “Selain itu, soal gaji kami sudah mengeluarkan surat edaran kepada bupati/wali kota untuk menggaji seluruh guru honorernya dengan standar upah minimum kabupaten/kota [UMK]. Dan itu sudah dilaksanakan dengan baik, bagi yang belum, saya minta surat edaran itu dilaksanakan,” ujarnya.

Ganjar Pranowo pun mendorong agar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk duduk bersama memberikan solusi terhadap persoalan guru honorer atau guru tidak tetap (GTT) di Indonesia. Secara khusus, Ganjar meminta agar mereka diberikan kesempatan agar mendapatkan gaji yang layak.

Advertisement

“Bisakah kita mengubah regulasi karena mereka tidak bisa jadi PNS. Izinkan mereka diberikan surat keputusan [SK] sehingga negara mengintervensi,” tegasnya.

Jika para guru honorer bisa mendapatkan pengakuan terhadap statusnya, kata Ganjar, maka kehidupan mereka akan lebih baik. “Mungkin mereka tidak bisa menjadi PNS, tapi kalau tunjangan bisa diberikan dari sertifikasi, maka ini akan menambah pendapatan mereka sehingga hidupnya lebih sejahtera,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif