SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, BANTUL — Seorang guru terkonfirmasi positif Covid-19 nekat mengajar ngaji di TPA, akibatnya enam santri di Bantul terpapar dan sembilan kontak erat lainnya dinyatakan positif Covid-19.

Panewu atau Camat Sanden, Deni Ngajis Hartono pada Senin (8/11/2021) menjelaskan kronologi klaster TPA di Kalurahan Srigading. Berawal saat salah satu guru yang telah terkonfimasi positif Covid-19 nekat mengisi kajian. Sang pengajar sebelumnya menjalani tracing dari klaster SMK Sedayu.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

“Itu sebetulnya bukan kasus baru, tetapi merembet dari kasusnya SMK Sedayu. Jadi berawal dari salah satu warga kami yang guru SMK itu dari kontak eratnya kan dinyatakan positif. Tetapi ya memang nyuwun sewu, guru itu memang termasuk orang yang rada ngeyel ibaratnya,” tuturnya.

Baca juga: Sapi Ngamuk saat Kirab, Anak Bupati Sleman Jadi Korban

Pasca dinyatakan positif, sore harinya pengajar yang bersangkutan tak melaksanakan isolasi mandiri. Namun malah memberikan kajian kepada puluhan anak-anak santri TPA.
“Sebelum diisolasi mandiri dia masih mengajar TPA di rumahnya. Waktu itu sebetulnya sudah muncul dan sudah tahu sebetulnya. Tetapi belum ada perintah diisolasikan di RSKL Bambanglipuro,” tandasnya.

Ditegaskan Deni, saat mengajar guru yang bersangkutan sudah dinyatakan positif karena telah ada notifikasi dari Puskesmas. “Tetapi ternyata sorenya masih mengajar,” imbuhnya.

Akibatnya sekitar 25 santri TPA yang ikut ngaji masuk dalam tracing. Dari pemeriksaan PCR enam santri TPA dinyatakan positif Covid-19 pada 3 November 2021. Dari situ sembilan kontak erat lainnya juga dinyatakan positif Covid-19. Pasca kasus-kasus tersebut, aktivitas pengajian di TPA di Srigading dihentikan.

Baca juga: Klaster Takziah Sedayu Menyebar ke 3 Kabupaten di DIY

Keenam murid TPA merupakan pelajar Sekolah Dasar (SD). Namun Deni belum mendapat laporan adanya sebaran kasus di sekolah dari klaster TPA ini. “Kalau sekolah belum ada [yang ditutup]. Karena tidak ada yang klaster sekolah di wilayah kita. Alhamdulilah sementara ini sekolahan kita aman,” tandasnya.

Sebaran kasus akibat pasien Covid-19 yang ngeyel menjalani isolasi bukan yang pertama di Sanden. Sebelumnya warga positif Covid-19 di Sanden nekat melakukan senam yang menyebabkan kasus menyebar.

Atas kejadian-kejadian pasien ngeyel, Deni menyebutkan bahwa pihak Kapanewon sebenarnya telah bersifat tegas. “Sebetulnya kita itu sudah tegas memberikan edukasi,” ujarnya.

Baca juga: Selamat! Jenderal Andika Perkasa Menjadi Panglima TNI

Dijelaskan Deni saat ini proses tracing masih terus dilakukan. “Kalau tracingnya masih jalan, lha ini enggak tahu sampai kapan. Karena nanti kan berlanjut dari ini terus ke situ ke situ terus, tapi semoga berhenti,” tegasnya.

Lurah Srigading, Prabawa Suganda membenarkan adanya kasus di salah satu TPA di wilayahnya. “Itu klaster SMK Sedayu terus merembet ke Srigading. Khusus di ring satu itu di Padukahan Tinggen dan Bonggalan ini baru saya koordinasikan dengan pak dukuh. Kita masih zona kuning dan oranye belum merah,” tandasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya