SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Siswa-siswi SMPN 1 Slogohimo, Wonogiri, kembali berunjuk rasa seusai upacara rutin setiap Senin di sekolah setempat, Senin (28/1/2019).

Mereka menuntut oknum guru yang diduga mencabuli salah satu teman mereka dipindah dari sekolah itu. Informasi yang dihimpun Solopos.com, unjuk rasa siswa-siswi SMPN 1 Slogohimo dilakukan seusai upacara bendera setiap Senin dan pelantikan anggota OSIS.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sebelumnya pada Sabtu (26/1/2019) para siswa sekolah tersebut berdemo menuntut salah seorang guru, HM, dipindah dari sekolah itu lantaran diduga melecehkan siswi. Guru itu memegang dada seorang siswi di depan siswa-siswi lainnya.

Siswa-siswi itu kembali berdemo pada Senin setelah melihat oknum guru yang diduga melakukan pencabulan, HM, berdiri di antara barisan para guru. Mereka spontan berunjuk rasa menuntut agar guru itu tak lagi mengajar di sekolah mereka karena perilakunya dinilai tak terpuji.

Tak hanya itu, selain aksi para siswa, perwakilan wali murid juga datang menemui Kepala SMPN 1 Slogohimo. Kepada kepala sekolah, perwakilan wali murid itu menyampaikan para murid tidak nyaman akibat informasi yang beredar soal dugaan pencabulan oleh oknum guru.

Mereka khawatir dengan kondisi psikologis anak mereka yang belajar di SMPN 1 Slogohimo. “Akibat adanya dua aksi itu situasi dirasa tidak kondusif. Kapolsek Slogohimo AKP Kukuh Wiyatno dan anggotanya mengevakuasi HM ke Korwil Pendidikan Kecamatan Slogohimo untuk koordinasi dengan Forkompimcam, SMPN 1 Slogohimo, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri,” kata Kasubbag Humas Polres Wonogiri, Kompol Hariyanto, mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati, kepada Solopos.com, Senin (28/1/2019).

Hariyanto menjelaskan demi menenangkan situasi, Kapolsek membawa HM ke Mapolsek Sologohimo. Ia juga meminta siswa menjaga ketenangan di sekolah.

Terpisah, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menilai dugaan pencabulan oleh oknum guru di Slogohimo harus ditindaklanjuti dengan tahapan klarifikasi, penyidikan, dan seterusnya.

Jika memang ada fakta dan bukti soal pencabulan, ia mempersilakan pihak berwenang memproses hukum kepada yang bersangkutan. “Kami tidak ada toleransi untuk tindakan semacam itu. Guru itu harus memberikan teladan, bukan malah melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab. Sampai hari ini pun saya belum menerima laporan soal kasus itu dinas terkait,” terang Bupati.

Saat Solopos.com meminta konfirmasi soal hasil klarifikasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri kepada HM, hasilnya nihil. Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Disdikbud Wonogiri, Retno Puspitorini, mengatakan proses klarifikasi sedang berlangsung dan hasilnya belum bisa disampaikan.

“Saya sekarang masih proses klarifikasi kepada yang bersangkutan,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, siang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya