SOLOPOS.COM - Guru honorer, Agus Suranto, berdiri di pinggir lapangan bola voli di GOR Seliran, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (5/11/2020). (Solopos-Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Minimnya penghasilan yang didapat setiap bulan tak menyurutkan niat guru honorer Agus Suranto untuk memberi materi pelajaran para siswa SDN Bulakrejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah saat pandemi Covid-19. Sesudah pagebluk, kegiatan belajar mengajar menerapkan metode jarak jauh (PJJ) untuk mencegah persebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Agus Suranto merupakan guru honorer di sekolah setempat. Sehari-hari, Agus mengajar sebagai guru mata pelajaran olahraga. Kendati menerapkan metode PJJ, namun Agus dan guru lainnya tetap bekerja di sekolah setiap hari. Dia memberi tugas yang harus dikerjakan kepada para siswa secara dalam jaringan (daring).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pandemi Covid-19 memukul telak para guru honorer yang berusaha menyambung hidup dengan mengajar di sekolah. “Sebenarnya nasib para guru honorer sudah memprihatinkan sebelum masa pandemi Covid-19. Sekarang dtambah dampak Covid-19 yang sangat terasa bagi kami,” kata Agus saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (5/11/2020).

Peluang Bisnis Fesyen Muslim Menyeruak di Tengah Pandemi

Agus menerima penghasilan yang didapat setiap bulan Rp450.000 yang berasal dari APBD Sukoharjo.  Uang itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. Itu pun masih kurang. Demi menyambung hidup agar dapur tetap mengepul di masa pandemi Covid-19 ini, guru honorer Sukoharjo ini beternak sapi dan membantu orangtuanya mengolah sawah.

Dia memiliki beberapa ekor sapi di kandang yang berada tepat di belakang rumahnya. “Saya tinggal di desa. Selesai mengajar, saya kadang ikut orangtua ke sawah. Kadang mencari rumput untuk pakan sapi di belakang rumah. Tak masalah bagi saya, yang penting mendapatkan penghasilan tambahan,” ujar dia.

Lantaran memiliki keahlian dan keterampilan di bidang olahraga Agus kerap diminta melatih klub bola voli di Kabupaten Jamu. Dia melatih anggota klub bola voli dua kali-tiga kali dalam sepekan. Honor yang diterima dari melatih anggota klub bola voli Rp250.000 per bulan. Tak besar, namun cukup  untuk mengganti biaya operasional seperti membeli bahan bakar minyak (BBM) selama satu bulan.

Peluang Bisnis: Ternak Ayam Bisa Dibantu Teknologi

Sebenarnya, Agus menaruh harapan besar kepada pemerintah agar mendapatkan bantuan dana stimulus untuk mengurangi dampak ekonomi akibat wabah Covid-19. “Untuk menunjang PJJ ada bantuan kuota internet dari pemerintah pusat. Kalau kebutuhan sehari-hari ya harus mengandalkan pekerjaan sampingan yang menghasilkan. Tanpa nyambi para guru honorer tak mungkin bisa membeli BBM atau pulsa,” papar dia.

Andalkan Pekerjaan Sambilan

Pekerjaan sampingan juga menjadi andalan guru honorer lain yang mengajar di SDN Jetis 01, Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Ekvan Prasetyo, saat pandemi Covid-19. Ekvan sudah puluhan tahunmengajar d sekolah sebagai guru honorer. Ia menyadari tak mungkin mengandalkan penghasilan dari sekolah setiap bulan di tengah gempuran pandemi Covid-19 ini.

Banyak orangtua/wali murid yang ingin memperdalam materi pelajaran secara privat dengan memanggil guru untuk dating ke rumah. “Dampak paling dirasakan saat awal pandemi Covid-19. Tak ada lagi les privat karena semua kegiatan dilakukan secara daring d rumah. Sekarang, mereka kembali memanggil saya untuk memberikan materi pelajaran di luar sekolah,” tutur dia.

Peluang Bisnis Air Minum Isi Ulang Menyegarkan

Warga Desa Kadilangu, Kecamatan Baki ini tak mematok tarif saat mendatangi rumah siswa. Sehari, Ekvan bisa mendatangi dua rumah-tiga rumah siswa untuk memberi les privat. Sekali pertemuan tak lebih dari dua jam. Biasanya, para orangtua/wali murid paham harus mengganti biaya membeli BBM dan honor sekali pertemuan les privat.

“Biasanya, honor les privat siswa SD setiap pertemuan Rp30.000. Sementara honor les privat siswa SMP lebih besar Rp50.000 per pertemuan. Sebenarnya, saya tak mematok tarif les privat. Saya juga melihat kemampuan ekonomi orangtua/wali murid,” papar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Darno, tak memungkiri para guru honorer mencari pekerjaan sampingan untuk bertahan hidup di masa pandemi Covid-19. Pemerintah pusat telah memberikan bantuan kuota internet secara gratis bagi guru dan siswa untuk menunjang pembelajaran jarak jauh. Darno berharap para guru honorer tak patah arang karena mereka berandil dalam mencerdaskan generasi muda.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya