SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Seorang guru berstatus honorer yang sedang menyelesaikan studinya di Jepang karena meraih beasiswa, ditawari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mengajar di SMK Jateng.

Tawaran tersebut disampaikan Gubernur Ganjar saat melakukan pertemuan dengan ratusan warga negara Indonesia dari beragam profesi di Toyota Industrial and Cultural Center, Kota Toyota, Jepang, Sabtu (10/11/2018). Perbincangan berlangsung santai dan hangat, namun setelah mendengar curahan hati beberapa pekerja, Ganjar tergelitik dengan pria yang mengajak istri dan dua anak.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

“Namanya Mas Irwan, guru honorer di SMA Negeri 1 Ambarawa, Kabupaten Semarang, mengajar bahasa Jepang,” kata Ganjar.

Kepada Ganjar, Irwan mengaku selalu bermimpi untuk memperdalam Bahasa Jepang di tanah asalnya. “Dia honorer, mimpinya adalah datang ke Jepang dan meraih beasiswa dan telah tercapai,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun, lanjut Ganjar, ada hal yang masih mengganjal di hati Irwan yaitu apakah nanti setelah dirinya menyelesaikan studinya di Jepang masih tetap bisa menjadi guru. Mendengar hal itu, orang nomor satu di Jateng itu langsung memastikan bahwa jabatannya sebagai guru bahasa Jepang akan tetap dia miliki.

“Saya undang dia untuk pulang ke Jateng, kalau sudah lulus lapor saya. Pertanyaannya simple, ‘Pak apakah kalau pulang saya masih bisa mengajar?’ Saya pastikan jawab iya, nanti ngajar di SMK Jateng,” katanya.

SMK Jateng yang disebut Ganjar itu merupakan sekolah unggulan yang dikelola langsung oleh Pemprov Jateng dan dibuka sejak Juni 2014, dikhususkan untuk siswa-siswi berprestasi dari kalangan tidak mampu secara perekonomian. Siswa sekolah itu bahkan beberapa kali memuncaki Ujian Nasional se-Jateng.

Selain prestasi yang bagus, siswa-siswi di sekolah ini juga selalu menjadi rebutan sejumlah perusahaan, bukan para siswa yang mencari pekerjaan, tapi justru pimpinan perusahaan-perusahaan besar di Jateng yang berebut tenaga kerja berkualitas. “Nanti ngajar di SMK Jateng, ngajar bahasa Jepang agar nanti lulusan SMK Jateng bisa ke sini,” ujar Ganjar.

Selain Irwan, beberapa pemagang dan pelajar hadir juga berbagi pengalamannya sejak berjuang mengikuti seleksi hingga menjalani kehidupan di Jepang. Zainal Arifin, 23, salah satunya yang telah dua tahun di Jepang.

Warga Karangawen, Kabupaten Demak, itu mengaku harus mengikuti seleksi tujuh kali hingga akhirnya lolos magang di Jepang. “Alhamdulillah sekarang bisa menerima penghasilan sebulan 140 ribu Yen atau sekitar Rp19 juta per bulan,” kata pria yang ingin membuka bengkel motor dan mobil kelak setelah menyelesaikan magangnya.

Saat ini Arifin magang di Pabrik Meiwa Kougyou membuat mesin produksi di Provinsi Aichiken. Selain Arifin, ada Nur Faizah, warga Kabupaten Tegal yang telah satu tahun magang di Jepang.

Berbeda dengan rekannya yang ingin buka bengkel, seusai menyelesaikan program magangnya pada 2021 mendatang, Nur ingin mendirikan panti lansia. “Tapi masih bingung merealisasikannya. Saya senang bisa bertemu Pak Ganjar dan bisa omong langsung mengungkapkan impian saya itu. Semoga bapak mensupport semangat buat kami,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya