SOLOPOS.COM - Aris Setiawan, GTT Olahraga SDN 2 Bulurejo, Gondangrejo, Karanganyar sedang memeriksa tugas yang dikirimkan orang tua murid melalui gawainya belum lama ini. (Semarangpos.com-Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kondisi keuangan guru tak tetap saat ini dinilai masih belum layak untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, tak terkecuali para GTT di Karanganyar. Hingga kini, GTT di Karanganyar masih menantikan adanya kepastian untuk kesejahteraan mereka.

Salah satunya dirasakan oleh GTT mata pelajaran olahraga SDN 2 Bulurejo, Aris Setiawan, ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat (6/11/2020). Menurutnya, masih banyak GTT di Karanganyar yang belum mendapatkan jaminan kesejahteraan untuk menopang kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pas Ditonton di Waktu Luang, Ini 4 Film Horor Komedi Thailand

Maklum saja, gaji rata-rata GTT Karanganyar masih di bawah UMK kabupaten alias tidak memenuhi tingkat kesejahteraan yang lazim.

“Memang kalau dilihat dari kesejahteraan masih jauh sekali. Saya sudah menjadi GTT sejak 2006 hingga saat ini. Belum ada kepastian kesejahteraan ini. Sekarang sudah lumayan dapat gaji dari Pemerintah Daerah Rp1,2 juta. Itupun saat kepemimpinan Bupati Juliyatmono. Sebelumnya, saya hanya dapat gaji sebulan cuma Rp100.000 hingga Rp200.000 sesuai kemampuan sekolah tempat saya mengajar,” jelas dia.

Guru Honorer Lain

Menurut Aris, dia salah satu GTT yang sedikit beruntung dibandingkan guru honorer lainnya. Dia melihat banyak sekali GTT Karanganyar yang mendapatkan gaji yang tak sesuai dengan pengabdian para guru dan standar kesejahteraan yang lazim. Apa lagi GTT yang masa kerjanya belum lama.

“Yang belum lama jadi GTT gaji ya hitungan ratusan ribu saja per bulan. Mereka harus kerja sambilan setelah mengajar murid serta tidak mendapatkan hak seperti peserta BPJS Ketenagakerjaan. Itu menjadi fakta ironi. Kami sudah ada perbincangan terus di lingkungan perkumpulan GTT meminta agar ada peningkatan kesejahteraan. Salah satunya tentu dengan pengangkatan menjadi PNS,” imbuh dia.

Peluang Bisnis Fesyen Muslim Menyeruak di Tengah Pandemi

Senada diungkapkan Rohmat Sudarmanto, GTT Olahraga MAN 2 Karanganyar yang setiap bulannya hanya mendapatkan gaji Rp850.000. Kondisi gaji yang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan semakin terpukul dengan adanya pandemi Covid-19. Pasalnya, pekerjaan sambilan yang dilakoni untuk menutup kekurangan menjadi terkendala.

“Harusnya saya setiap sepulang mengajar lanjut jualan pakaian olahraga dan ojek online. Tapi karena pandemi ini, saya kasihan dengan istri saya, jadi belum berani ojek online dulu sampai kondisinya memungkinkan dulu. Kalau bilang cukup ya tidak mungkin, gajinya cuma sedikit. Tapi saya tetap jadi guru karena ini pengabdian saya,” beber dia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya