SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Guru-guru di Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 4 di Dukuh Nglangak, Kwangen, Gemolong, Sragen, menghasilkan 18 karya buku. Melalui buku-buku itu mereka mengajak siswa untuk gemar membaca.

MIN 4 Sragen memiliki 314 siswa dengan tenaga pendidik mencapai 17 orang. Banyaknya siswa menjadi salah satu indikator sebagai sekolah favorit masyarakat. Sekolah itu merupakan madrasah satu atap dengan Raudlatul Athfal (RA) Perwanida Gemolong.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Gerakan literasi sekolah yang dikemas dalam acara Semarak Literasi Madrasah pada pekan lalu menjadi ajang kreativitas para guru di MIN ini. Acara tersebut tak sekadar menamilkan bakat literasi anak, seperti puisi, dongeng, tahfid, dan pidato, tetapi juga momentum untuk meluncurkan 18 karya guru berupa big books. Belasan buku berukuran besar itu ditulis para guru dari MIN 4 Sragen dan RA Perwanida Gemolong.

Judul-judul buku disesuaikan dengan Kurikulum 2013 dan dijadikan materi ajar untuk siswa. Kepala MIN 4 Sragen, Rohmawati, kepada Solopos.com, Jumat (15/3/2019), mengatakan inovasi karya buku menjadi motivasi bagi siswa dan guru untuk gemar membaca serta menulis.

Rohma menyebut beberapa judul buku, di antaranya Aksara Jawa, Usroti, Macam-macam Sumber Energi, Mengenal Cuaca Musim dan Iklim di Indonesia, Pengalaman Waktu Libur Sekolah, Hewan Kesayanganku, dan masih banyak judul lain.

“Pembuatan buku berlangsung selama dua bulan. Kegiatan tersebut diharapkan bisa memotivasi siswa, guru, dan masyarakat untuk berliterasi. Idenya memang datang dari saya yang pernah menjadi fasilitator USAID untuk buku bacaan berjenjang [B3]. Dari materi itulah kami kembangkan sendiri untuk menumbuhkan minat baca siswa,” ujarnya.

Buku dicetak dengan ukuran A3 dan dilengkapi dengan gambar-gambar kaya warna sehingga siswa senang dan mudah memahami isinya. Kegiatan literasi di MIN 4 Sragen ini berjalan setiap pekan.

“Kami memanfaatkan Sabtu sebagai hari berliterasi. Pada hari itu, siswa bebas membaca dan bercerita selama 30 menit, pukul 07.00 WIB-07.30 WIB. Mereka bisa memanfaatkan fasilitas buku di pojok baca masing-masing kelas. Jumlahnya tidak banyak hanya 30-40 eksemplar,” kata dia.

Rohma berupaya merintis perpustakaan madrasah yang memiliki daya tarik bagi siswa untuk membaca. Dia mengakui masih banyak keterbatasan karena belum memiliki pustakawan sendiri dan jumlah bukunya baru 400-an eksemplar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya