SOLOPOS.COM - TERLANTAR - Siswa SMK Cokroaminoto, Gemblegan, Serengan, Solo terpaksa belajar di rumah warga, Selasa (27/9/2011). Para siswa tersebut terlantar dan ditampung warga akibat sengketa dua yayasan yang saling klaim terhadap kepemilikan gedung sekolah. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

TERLANTAR - Siswa SMK Cokroaminoto, Gemblegan, Serengan, Solo terpaksa belajar di rumah warga, Selasa (27/9/2011). Para siswa tersebut terlantar dan ditampung warga akibat sengketa dua yayasan yang saling klaim terhadap kepemilikan gedung sekolah. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Solo (Solopos.com)-Guru dan siswa SMK Cokroaminoto 3 Solo di-deadline hingga Jumat (30/9/2011) ini untuk mengikuti kebijakan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Cokroaminoto Pusat atau tidak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, YPI Cokroaminoto pimpinan Sukardi Adi meminta guru dan siswa memindahkan kegiatan belajar mengajar ke gedung SMK Cokroaminoto 1 dan SMK Cokroaminoto 2 yang ada di Jebres. Mereka memberikan batas waktu hingga 30 September. “Kita akan bersikap tegas. Jika sampai besok (hari ini-red), guru dan siswa tidak mau mengikuti aturan, yayasan sudah tidak bertanggung jawab terhadap guru dan siswa tersebut,” jelasnya saat ditemui Espos di SMK Cokroaminoto 3 Solo, Kamis (29/9/2011).

Pengawas YPI Cokroaminoto Pusat, Yani Rusmanto, kembali menegaskan sebenarnya YPI Cokroaminoto Pusat hanya ada satu. Yaitu YPI Cokroaminoto yang diketuai Sukardi Adi sejak 2007. Jika ada pihak lain yang mengaku sebagai ketua YPI Cokroaminoto Pusat, ia meminta pihak tersebut membeberkan bukti-buktinya.

“Sebelumnya memang ada pihak tertentu yang mengaku sebagai ketua YPI Cokroaminoto Pusat dan membuat akta notaris palsu. Tapi akta notaris itu sudah dibatalkan secara hukum pada 2009. Jadi tidak ada YPI Cokoaminoto tandingan,” jelasnya.

Soal kebijakan yayasan untuk memindahkan pembelajaran siswa SMK Cokroaminoto 3 dari Serengan ke Jebres, terangnya, karena yayasan ingin memperbaiki mutu sekolah. Pasalnya selama ini yayasan menilai kegiatan belajar mengajar di SMK Cokroaminoto 3 tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jumlah siswa sangat sedikit dan fasilitasnya tidak memadai.

Salah seorang penjaga keamanan sekolah, Mawardi Nur, mengungkapkan setiap hari jumlah siswa yang hadir hanya sekitar 10 orang. Ia membantah pernyataan Kepala SMK Cokroaminoto 3, Sugiyarto yang menyebutkan jumlah siswa sekitar 40 orang. “Kadang setiap hari siswa yang datang hanya tujuh atau delapan orang. Pembelajaran sering diakhiri sekitar pukul 11.00 WIB,” ungkapnya.

(ewt)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya