SOLOPOS.COM - Peringatan Harganas ke-29 yang dipusatkan di New Kemukus, Sumberlawang, Sragen, dimeriahkan dengan acara senam bersama di prominade New Kemukus, Selasa (5/7/2022). (Istimewa/Diskominfo Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah guru dan seniman Sragen bakal mengenalkan tarian Eksotika Kemukus di acara Javanologi  di Pendapa R.Ng. Yasadipura Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada Jumat (7/9/2022). Eksotika Kemukus merupakan tarian yang menceritakan sejarah Pangeran Samudro.

Kepala Bidang Pembangunan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Johny Adhi Aryawan, mengatakan delegasi asal Sragen tersebut berasal dari para guru dan seniman.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tarian ini dikembangkan dari cerita rakyat Pangeran Samudro dan Gunung Kemukus yang sudah eksis sejak dulu di Sragen,” terang Johny pada Solopos.com saat ditemui di kantornya pada Jumat (30/9/2022).

Pamong Budaya Disdikbud Sragen, Wijanarko, mengatakan tarian tersebut akan dibawakan 22 orang dan diiringi gamelan yang mengisahkan perjalanan Pangeran Samudro.

“Menurut cerita tutur, Pangeran Samudro adalah Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Konteks situasi kisahnya berlatar masa-masa senja kerajaan Hindu dulu,” terang Wijanarko.

Baca Juga: 5 Objek Wisata Unik di Sragen, Salah Satunya Ada Gamelan dari Batu

Kuatnya pengaruh kesultanan Demak Bintoro yang bercorak Islam membawa Majapahit menuju senjakala. Kemudian hadirlah kesultanan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah, putra mahkota Prabu Brawijaya V. Raden Patah dan Pangeran Samudro dinilai masih memiliki hubungan kekerabatan.

Pangeran Samudro memutuskan untuk tinggal di Demak Bintoro untuk mendalami Islam pada Sunan Kalijaga. “Ibu dari Pangeran Samudro, Raden Ayu Ontrowulan, pun turut serta mendampinginya,” terang Wijanarko.

Kemudian Sunan Kalijaga mengutus Pangeran Samudro untuk mengembara ke arah selatan menuju Gunung Lawu. Sang Pangeran dimintan Sunan Kalijaga kepada ulama-ulama Islam yang ia jumpai dalam perjalanan tersebut. Pangeran Samudro didampingi dua abdi.

Pangeran Samudro Wafat

Dalam perjalanan dakwah Pangeran Samudro, ia tiba di Desa Jenalas, Gemolong, untuk beristirahat. Pangeran Samudro pun melanjutkan kembali perjalanannya menuju Demak, namun saat tiba di padang Oro-Oro Kabar, yang kini jadi Dukuh Kabar, Desa Bogorame, Gemolong, Pangeran Samudro jatuh sakit.

Baca Juga: Ratusan Warga Berebut Air Bekas Bilasan Kelambu Pangeran Samudro

“Namun Pangeran Samudro tetap melanjutkan perjalanan. Ketika sampai di Dukuh Doyong, sekarang wilayah Kecamatan Miri, kesehatannya memburuk. Salah satu abdi mengabarkan hal tersebut kepada Sultan Demak Bintoro.  Ketika Pangeran Samudro akhirnya wafat, ia memerintahkan agar dimakamkan di sebuah bukit yang cukup jauh,” tambah Wijanarko.

Pangeran Samudro pun akhirnya wafat, dan dimakamkan di sebuah bukti yang terletak di sebelah barat laut Dukuh Doyong. Makam tersebut berada di ketinggian sekitar 300 mdpl.

Karena puncak bukti tersebut sering diselimuti kabut putih pada pagi hari yang mirip asap yang keluar dari kukusan penanak nasi, maka dinamakan sebagai Gunung Kemukus.

Wijanarko menambahkan perjalanan Pangeran Samudro dalam mensyiarkan Islam telah mewariskan nilai-nilai keteladanan kepada para pengikutnya. Sebagaimana nasihat  Pangeran Samudro, yaitu:

Baca Juga: Direkonstruksi Pemkab Sragen, Ini Legenda Gunung Kemukus yang Tepat

Sing sapa duwe pajongko marang samubarang kang dikarepke, bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, aja slewang-sleweng, kudu mindeng marang kang katuju, cedhakna pangrasa tresna marang Gusti Allah kaya dene yen arep nekani kang ditresnani.

“Artinya, siapa saja yang memiliki keinginan, agar segala harapannya dapat terwujud maka harus berbekal kesungguhan, keteguhan, hati yang suci. Jangan ragu-ragu oleh godaan, harus terus mengarah pada tujuan, dekatkanlah rasa batin-cintamu kepada Allah SWT seperti hendak mengunjungi yang dicintai,” pungkas Wijanarko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya