SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian. (Solopos-Rudi Hartono)

Solopos.com, SOLO— Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong pertumbuhan startup di bidang pertanian. Namun untuk mewujudkan hal itu, sebagian kalangan menilai perlunya campur tangan pemerintah terutama dalam hal kebijakan.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Eddy Tri Haryanto, yang juga Manager Inkubator Bisnis PPKwu LPPM UNS, menyampaikan usaha sektor pangan selalu menyimpan potensi besar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau bicara potensi bisa dilihat kasat mata. Pangan adalah kebutuhan pokok. Kemudian negeri kita ini sudah dikenal negara agraris, tapi kenapa anak mudanya tidak mau bergerak di bidang pertanian? Sebab dinilai kurang menjanjikan,” kata dia saat dihubungi, Selasa (27/9/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya harus ada intervensi dari pemegang kebijakan dalam hal ini pemerintah. “Ketika Presiden telah membuat pernyataan seperti itu mestinya menteri-menteri yang terkait betul-betul membuat gerakan tentang startup di bidang pertanian itu,” lanjut dia.

Baca Juga: KTNA Sragen Sesalkan Lemahnya Perhatian Pemerintah untuk Petani

Menurut Eddy, persoalan di Indonesia mengenai pertanian adalah pasar. “Kita selalu kalah bersaing dengan produk-produk impor. Bagaimana kebijakan [harus ada] untuk mengerem impor itu dan menumbuhkan produk-produk dalam negeri untuk bisa disenangi oleh masyarakat kita,” kata dia.

Dia juga mencontohkan dimana saat ini di pusat perbelanjaan modern atau mal-mal besar, banyak ditemukan produk kuliner dari Korea atau Jepang dibandingkan kuliner lokal.

“Ini juga yang membuat kami prihatin. Bagaimana kuliner kita? Mungkin cari soto Betawi saja harus ke pojok-pojok. Hal-hal seperti ini kan juga harus ditumbuhkan baik dari sisi kultur maupun kebijakan,” jelas dia. Eddy menegaskan, saat ini kebijakan-kebijakan untuk mendorong kemandirian sangat dibutuhkan.

Baca Juga: Peringati Hari Tani, Massa Buruh Petani dan Nelayan Aksi di Depan Gedung DPR

Selain dari sisi kebijakan, hal lain yang menurutnya perlu didorong adalah sisi implementasi di lapangan. Diperlukan program-program yang masif tentang pengembangan startup bidang pertanian. “Misalnya melalui inkubator bisnis di berbagai perguruan tinggi. Kemudian technopark. Dulu Presiden berencana mendirikan 100 STP [technopark] di negeri ini. Itu adalah tempat untuk menumbuhkembangkan startup,” jelas dia.

Pengembangan startup di bidang pertanian tidak mudah jika hanya mengandalkan peran masyarakat. Perlu adanya intervensi pemerintah, mulai dari pelatihan, penyertaan modal dan sebagainya. “Kalau hanya masyarakat sendiri yang berupaya mungkin tidak begitu masif,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya