SOLOPOS.COM - Ilustrasi Virus Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO – Kasus Covid-19di wilayah Soloraya dinilai cukup terkendali sehingga bisa memulai era new normal. Hal tersebut disampaikan Guru Besar bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Reviono.

Dia menilai pencabutan status Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat pandemi Covid-19 di sejumlah daerah termasuk Soloraya bukan masalah yang berarti. Apalagi dia menilai pandemi di wilayah Solo dan sekitarnya cukup terkendali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kasus di Soloraya meski ada penambahan, angkanya tidak signifikan. Tingkat kesembuhan juga semakin ke sini semakin tinggi. Berbeda dengan awal-awal dulu. Klinis pasiennya ringan. Rata-rata perawatan sekitar 23-24 hari,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (7/6/2020).

Benang Layangan Tewaskan Pemotor di Mojosongo Solo Nglewer di Jalan, Panjangnya 5 Meter

Layak Mulai New Normal

Berkaca dari situ, Soloraya dinilai layak bergerak menuju ke arah kenormalan baru atau new normal, namun dengan berbagai syarat. Utamanya menerapkan pengendalian infeksi, menjaga jarak aman, dan menilik tingkat kekebalan tubuh berdasarkan usia maupun kondisi fisik.

Reviono menyampaikan setiap tempat publik di Soloraya memiliki protokol kesehatan berbeda yang harus dijalankan untuk pencegahan Covid-19. Misalnya, kompleks perkantoran, pusat ekonomi masyarakat, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas layanan kesehatan.

Diskon 50% untuk Pelanggan PDAM di Karanganyar Dihentikan, Juni Bayar Penuh

Protokol Kesehatan

Protokol jaga jarak, sambungnya, bisa dilakukan di sekolah dan perkantoran, namun sulit dilaksanakan di pusat perbelanjaan maupun pasar. Sehingga, pengelola diharapkan memiliki pendekatan pengendalian infeksi yang berbeda.

Kemudian, protokol penggunaan alat pelindung diri (APD) juga wajib diatur. Seperti pemakaian masker atau face shield dan sarung tangan.

Lalu pembatasan durasi pertemuan apabila memutuskan membuka sekolah. Memastikan kondisi guru dalam keadaan sehat dan memantau perjalanan anak dari rumah hingga tiba di sekolah.

“Gurunya enggak bisa mengajar di banyak kelas, untuk membatasi siapa saja yang bertemu dengan siapa. Pokoknya meminimalkan jumlah kontak yang bertemu anak,” ungkapnya.

Sepekan Nihil Tambahan Pasien Positif, Kurva Kasus Covid-19 Sukoharjo Turun

Saran lain yang disampaikan Reviono adalah pembatasan aktivitas sosial warga di tingkat RW hingga kelurahan. Ia setuju apabila setiap pendatang melapor ke pengurus RT/RW kemudian melakoni karantina mandiri.

Terlebih jika pendatang yang masuk ke Soloraya itu berasal dari zona merah Covid-19. Langkah itu diharapkan menekan kasus persebaran Covid-19 di Soloraya.

“Ini mungkin sulit ya, tapi boleh dibilang Soloraya terkendali kasusnya. Berbeda dengan Jawa Timur, yang nomor dua se-Indonesia. Asal disiplin menekan pergerakan warga dari zona merah, persebaran bisa ditekan,” ucap Reviono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya