SOLOPOS.COM - Daroyah menunjukkan produksi peyek petho yang sudah dikemas plastik/beritamagelang.id

Solopos.com, MAGELANG – Peyek, penganan ringan gurih dan renyah ini seringkali jadi kudapan ringan atau pelengkap nasi seperti layaknya kerupuk. Di Kabupaten Magelang tepatnya di Dusun Mertan, Paremono, Mungkid, ada penjual peyek yang sudah melegenda.

Mengutip beritamagelang.id, Rabu (31/3/2021), peyek yang diolah Bu Daroyah, 61,  warga dusun Mertan adalah peyek petho. Hebatnya peyek petho Bu Daroyah bahkan sudah terkenal sampai Belanda.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Yang belum paham, petho merupakan ikan air tawar kecil yang hidup bergerombol. Petho hidup di air jernih dan mengalir dan ikan ini sulit bahkan tidak bisa dibudidayakan.

Baca Juga : Merapi Erupsi Lagi, Hujan Abu Tipis Mengguyur Magelang

Peyek Petho Bu Daroyah atau Mbok Yah ini terbuat dari bahan dasar tepung beras yang dicampur dengan sedikit pati. Kemudian diolah dengan bumbu bawang putih, kemiri, santan dan bumbu rahasia lainnya.

Dalam sehari Mbok Yah membuat satu adonan peyek sebanyak 10 kg dan digoreng jadi peyek petho menjadi 13 kg. Dia juga membuat peyek kacang tapi jika ada pesanan. Satu adonan peyek itu memerlukan 6 kg ikan petho. "Pethonya dikirim dari Malang, Jawa Timur. Ada pemasoknya," kata Daroyah

Peyek petho tersebut lalu dikemas dalam plastik dan dijual seharga Rp55.000 sampai Rp60.000 per kilogramnya. "Kalau ada pembeli yang minta plastiknya dikasih label untuk oleh-oleh juga bisa. Harganya Rp70.000 per kilo," lanjut ibu empat anak ini.

Pesanan Lebaran

Istri dari Nasipah, 65, ini mengaku, peyek petho produksinya tidak pernah disetor kemanapun. Kebanyakan pembeli datang langsung ke rumahnya atau pesan online yang dikelola anaknya, Solikhin, 28. "Kebanyakan orang tahu dari saudara-saudara yang bawa oleh-oleh, kemudian mereka malah beli langsung ke sini," ujarnya.

Menjelang Ramadan, pesanan peyek petho Daroyah selalu laris dipesan. Bahkan saat ini dia mengaku sudah menutup pesanan untuk Idul Fitri karena jumlahnya sudah sangat banyak. "Kalau diladeni semua pesanan Lebaran bisa sampai 1 ton," ungkapnya.

Banyak orang yang kembali datang l membeli peyek petho Mbok Yah. Kebanyakan dari luar kota, ada yang dari Jakarta, dan sebagainya.  "Ini sudah sampai Belanda, ada orang Secang yang kerja di sana, tiap pulang ke sini bawa peyek ke sana. Di sana bisa sampai setahun kok tidak apa-apa katanya," selorohnya.

Baca Juga : Hore! Jalur Blondo-Mendut Magelang Bakal Miliki Line Khusus Sepeda

Mbok Yah sebut daya tahan peyek petho miliknya bisa sampai 5 bulan jika disimpan dalam wadah bertutup rapat. Peyek petho Mbok Yah sudah eksis sejak 1990. Awalnya, Nasipah mencari ikan yang dipesan juragan di desa lain. Suatu hari juragan tersebut sedang ada acara di luar rumah, jadi ikannya dikembalikkan ke Nasipah. "Terus dibawa pulang, sama saya digoreng jadi peyek. Ternyata malah laku," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya