SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL: Dropping air dengan mobil tangki berisi 4.000 liter mulai dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul, Senin (13/6). Dropping dilakukan di tiga desa yakni, Kemadang, Banjar dan Kemiri.

Dropping air disalurkan melalui bak penampungan besar milik salahsatu warga. Warga miskin dijatah sepikul atau sekitar 40 liter untuk mengambil air di penampungan tersebut.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Meski demikian, warga mengaku jumlah air yang tersedia masih belum cukup. Pasalnya, kebutuhan keluarga melebihi 40 liter setiap harinya.

Warga Dusun Kelor Kidul, Desa Kemadang, Sutinem, 60, kepada Harian Jogja mengaku senang dengan adanya kebijakan dropping air secara gratis walaupun tergolong minim. Jatah mengambil air sepikul tiap harinya membuatnya mulai hidup dengan hemat air sejak dua pekan lalu. Ia mengaku belum memiliki cukup uang untuk membeli air.

“Memang harus ngirit, karena daerah sini jauh dari telaga, jauh dari aliran PAM,” terang dia. Menurutnya, jika tangki swasta masuk ke dusun tersebut, harganya bisa mencapai Rp150.000 karena kondisi medan yang sulit.(Harian Jogja/Sunartono)

Foto: Sutinem, 60, warga Dusun Kelor Kidul saat menerima drooping air, Senin (13/6).(Harian Jogja/Sunartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya