SOLOPOS.COM - Logo Kabupaten Gunungkidul/dok

Logo Kabupaten Gunungkidul/dok

GUNUNGKIDUL—Semakin meningkatnya angka ibu tidak menikah, anak telantar serta perempuan dan anak korban kekerasan mengkhawatirkan berbagai pihak. Kekhawatiran itu mendorong terwujudnya Gunungkidul sebagai kabupaten layak anak di Bangsal Sewokoprojo, Kamis (6/12/2012).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam kegiatan yang diikuti oleh perwakilan dari seluruh kecamatan, perwakilan forum anak Gunungkidul serta lembaga swadaya masyarakat peduli perempuan dan anak ini, mereka membahas rencana realisasi pembentukan Pusat Pelayanan terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
Rencanaya, P2TP2A menjadi pusat pelayanan dalam memberikan pelayanan dan perlindungan pada perempuan dan anak. Kepala Yayasan Sayap Ibu, Latifah Iskandar ketika ditemui Harian Jogja mengatakan, pembentukan pusat pelayanan terpadu tersebut didasari oleh kekhawatiran karena angka kekerasan pada perempuan dan anak yang terus meningkat.

“Bila tidak ada pencegahan, masalah ini tidak akan selesai,” tuturnya.

Pusat layanan terpadu itu nantinya menurut Latifah akan menyediakan tempat perlindungan dan konseling bagi perempuan dan anak yang mengalami masalah rumah tangga. Selama ini pusat perlindungan perempuan dan anak masih terpisah sehingga diperlukan satu pusat yang menjadi sentral penampungan masalah perempuan dan anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya