SOLOPOS.COM - Nathan Tjoe Aon saat membela Timnas U-23 Indonesia kontra Australia di fase grup Piala Asia U-23, beberapa hari lalu. Indonesia menang 1-0 atas Australia setelah menunggu 43 tahun. (Istimewa)

Solopos.com, DOHA — Nathan Tjoe Aon menjadi nyawa Timnas U-23 Indonesia saat tampil gagah berani menundukkan Australia 1-0 dan menggilas Yordania 4-1 di fase Grup A Piala Asia U-23.

Sukses Garuda Muda mengalahkan tim-tim yang selama ini menjadi momok tersebut jauh di luar dugaan banyak orang, termasuk para pencinta sepak bola Tanah Air sendiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di antara gol-gol Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, dan Komang Teguh tersebut terselip satu sosok yang bersinar, Nathan Tjoe Aon.

Meski tidak mencetak gol, Nathan Tjoe Aon yang dimainkan di posisi gelandang tampil luar biasa.

Nathan bermain penuh 90 menit sebagai gelandang pengangkut air berduet dengan Ivar Jenner.

Meski tidak bermain di posisi naturalnya sebagai bek sayap kiri, Nathan tetap tampil solid, dan bahkan menjadi pemain yang mencatatkan operan sukses terbanyak yakni 38 operan.

Angka tersebut tidak terlepas dari gaya bermain dan daya jelajahnya yang tinggi dalam menyerang maupun saat bertahan.

Di fase grup Piala Asia U-23 ini, statistik Nathan terbilang impresif. Merujuk sumber dari AFC yang dikutip Solopos.com dari laman PSSI, Kamis (25/4/2024), ia melepaskan 25 umpan dengan 40% terjadi di wilayah lawan.

Artinya ia cukup aktif dalam melakukan build-up serangan. Pun demikian dalam hal membantu pertahanan. Ia melakukan tujuh kali duel dengan presentase kemenangan 60%. Ia juga melakukan tiga kali tekel dan dua intersep.

Hal ini menunjukkan Nathan adalah seorang pemain multiposisi yang bisa memainkan peran sama baiknya.

Tentu hal tersebut menjadi angin segar untuk Shin Tae-yong (STY) dalam meramu skuadnya jelang laga bergengsi menghadapi negaranya, Korea Selatan, Jumat (26/4/2024) dini hari nanti.

Penampilan apik Nathan selama ajang Piala Asia U-23 kian melambungkan namanya dan membuat pria keturunan Semarang ini semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Lalu, bagaimana rekam jejak pemain yang bernama lengkap Nathan Noël Romejo Tjoe-A-On yang kini menjadi idola baru di Garuda Muda?

Nathan Noël Romejo Tjoe-A-On merupakan seorang pemain kidal berposisi bek sayap kiri untuk klub Swansea City A.F.C (Championship) yang sedang dipinjamkan ke klub SC Heerenveen (Eredivise).

Lahir di Rotterdam, Belanda pada 22 Desember 2001, darah Indonesia Nathan Tjoe Aon mengalir dari kakeknya yang lahir di Semarang, Jawa Tengah.

Tejo, panggilan yang ia dapat dari netizen Indonesia, mendapatkan paspor Indonesia pada 11 Maret 2024 dan sudah melakoni dua pertandingan internasional resmi melawan Vietnam di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Di klub pertamanya, Excelsior, pemain bertinggi badan 182 cm ini sukses membawa timnya promosi ke Eredivise pada musim 2022/2023 dengan mencatatkan 10 penampilan.

Penampilan impresifnya berlanjut saat ia mencatatkan 29 kali penampilan dengan mencetak satu gol dan satu assist di liga utama Belanda.

Dan di musim perdananya di Eredivise tersebut, ia bahkan sempat menyandang gelar Eredivise Talent of the Month di bulan September 2022.

Di musim itu pula yang membuat Swansea City klub asal Wales yang bermain di kasta kedua liga Inggris kepincut akan talentanya dan memutuskan membeli Nathan di musim ini dengan kontrak tiga tahun.

Setengah musim di Swansea City, ia dipinjamkan ke klub Eredivise SC Heerenveen. Ia bergabung dengan Thom Haye, kompatriotnya di timnas senior Indonesia.

Tercatat sudah empat kali ia bermain untuk SC Heerenveen yang semuanya ia dapat saat menjadi pemain pengganti.

Nyawa di Lini Tengah

Dalam tiga pertandingan fase grup di Piala Asia U-23, peran Nathan Tjoe Aon tidak tergantikan.

Permainan Garuda Muda bisa dibilang menakjubkan saat melawan Australia dan Yordania. Hal tersebut tidak terlepas dari peran Nathan yang disulap sebagai gelandang oleh pelatih Shin Tae-yong.

Duetnya dengan Ivar Jenner tidak hanya menjaga stabilitas lini tengah namun memberikan keleluasaan bagi Marselino Ferdinan dalam menyerang sekaligus memberikan perlindungan ekstra bagi pertahanan Garuda.

Keunggulannya dalam melakukan intersep bola dan melakukan operan membuat Indonesia unggul di lini tengah yang berbanding lurus dengan hasil luar biasa di ajang Piala Asia U-23 ini.

Bisa dibilang, Nathan benar-benar menjadi nyawa di lini tengah. Tak berlebihan ketika Nathan kembali ke Belanda setelah izin memperkuat Indonesia habis, STY sangat kehilangan.

Beruntung klubnya mengizinkan kembali ke Qatar berkat lobi hebat Ketua Umum PSSI Erick Thohir serta desakan dahsyat warganet Indonesia ke akun media sosial SC Heerenveen.

Meraih kemenangan melawan Australia yang merupakan kandidat juara edisi ini dan juga menggilas Yordania yang timnas seniornya bisa melaju ke final Piala Asia awal tahun 2024, bukanlah suatu kebetulan.

Bahkan saat pertandingan pertama melawan Qatar, permainan tim U-23 tak kalah kelas.

Melihat permainan Timnas U-23 sekarang, wajar untuk berasumsi bahwa level Indonesia sudah bukan di ASEAN lagi, melainkan sudah merangsek ke jajaran top Asia.

Kini setelah melaju ke babak perempat final sebagai runner-up dan akan menjamu raksasa asia Korea Selatan (26/4/2024) dini hari, menjadi laga penting buat Garuda Muda.

Hal ini menjadi kabar gembira bagi pecinta sepak bola Indonesia dan tentunya akan membuat Timnasa U-23 mampu tampil full team saat melawan Korea Selatan.



Tambahan amunisi dengan kepastian Nathan kembali ke skuad Garuda Muda di lini tengah ini bisa menjadi faktor utama dalam keberhasilan melawan Korea Selatan nanti, tentunya didukung dengan pemain lainnya yang juga tampil luar biasa seperti Nathan.

Peran Nathan Tjoe Aon dalam memainkan skema Shin Tae-yong yang bermain passing cepat kaki ke kaki akan terasa mudah dengan skill mumpuninya.

Proses build-up dari lini belakang yang dijembatani olehnya ke lini depan akan menjadi faktor utama untuk membongkar permainan lawan.

Di samping itu, peran seorang Ernando Ari dan Rizki Ridho di jantung pertahanan juga jadi faktor penentu untuk meraih kemenangan.

Mental baja yang telah dibangun STY juga akan menjadi hal vital dalam permainan Timnas U-23.

Hal tersebut sudah terlihat saat melawan Yordania di mana Garuda Muda hanya butuh hasil seri untuk lolos, namun tetap bermain ngotot meski sudah unggul 2–0 di babak pertama.

Lini depan dengan trio Marselino Ferdinan, Rafael Struick, dan Witan Sulaeman juga diharapkan bisa melaksanakan tugasnya dengan baik seperti di dua laga sebelumnya.

Dan juga jangan melupakan lemparan maut Pratama Arhan yang bisa menjadi senjata rahasia dalam membongkar pertahanan ketat tim Taeguk Warrior.

Permainan terbuka akan diperlihatkan kedua kubu dan Indonesia diharapkan bermain seperti di dua laga sebelumnya, bermain menyerang seperti saat melawan Yordania, dan saat bertahan bermain seperti melawan Australia.



Di laga melawan Korea Selatan nanti juga akan menjadi romansa tersendiri bagi STY yang di laga ini menjadi pertandingan pertama melawan negara asalnya.

Coach Shin juga sempat menukangi Timnas U-23 Korea Selatan pada 2015.

Fakta uniknya, ia berkesempatan berjumpa dengan Indonesia di kualifikasi Piala Asia U-23 2016. Di laga itu, tim asuhan STY melumat timnas U-23 Indonesia 4–0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Delapan tahun setelahnya, kini STY mencatat sejarah untuk Indonesia dengan lolos ke babak penyisihan di ajang perdananya.

Andai bisa memenangi laga melawan Korea Selatan nanti, peluang untuk berlaga di Olimpiade Paris 2024 makin benderang.

Ayo semangat Garuda. Buktikan kamu bisa!





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya