SOLOPOS.COM - Gunung Slamet (Dok/JIBI/Antara)

Gunung Slamet berstatus normal setelah sebelumnya waspada.

Kanalsemarang.com, PURWOKERTO-Jalur pendakian ke puncak Gunung Slamet sebaiknya jangan dibuka dulu meskipun status gunung itu telah diturunkan dari waspada menjadi normal, kata Administrator Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Wawan Triwibowo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Penurunan status tingkat aktivitas Gunung Slamet tentunya bagi para pendaki adalah sesuatu yang menggembirakan,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (8/9/2015) malam.

Wawan mengatakan hal itu kepada Antara terkait penurunan status Gunung Slamet dari Level II (Waspada) menjadi Level I (Normal) sejak 8 September 2015, pukul 17.00 WIB.

Akan tetapi di satu sisi, kata dia, harus disadari bersama oleh semua pihak bahwa pendakian pada puncak musim kemarau seperti sekarang ini memiliki risiko kebakaran.

Menurut dia, hal itu karena kondisi rumput savana di sekitar Gunung Slamet dalam kondisi yang sangat kering.

“Dengan demikian, sebatang puntung rokok yang tidak mati sempurna saja dapat menimbulkan kebakaran yang luas,” katanya.

Terkait hal itu, dia mengatakan  Perhutani bersama pemangku kepentingan lainnya seperti muspika, Lembaga Masyarakat Desa Hutan, Badan Penggulangan Bencana Daerah, Taruna Siaga Bencana [Tagana], pecinta alam, dan sebagainya akan melakukan sosialisasi khususnya di pintu masuk atau pos pendakian.

“Jika dipandang perlu, kami akan masih melarang kegiatan pendakian mengingat beberapa lokasi bekas kebakaran masih mungkin menjadi pemicu terjadinya kebakaran jika mada angin kencang,” katanya.

Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, kembali mengalami peningkatan aktivitas setelah lima tahun “tertidur” sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status gunung tertinggi di Jateng itu menjadi “waspada” pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 21.00 WIB.

Oleh karena aktivitasnya cenderung meningkat, PVMBG pada tanggal 30 April 2014, pukul 10.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet menjadi “Siaga”.

Setelah 12 hari berstatus “Siaga” dan aktivitasnya cenderung turun, PVMBG pada tanggal 12 Mei 2014, pukul 16.00 WIB, menurunkan status Gunung Slamet menjadi “Waspada”.

Akan tetapi sejak tanggal 12 Agustus 2014, pukul 10.00 WIB, status Gunung Slamet kembali dinaikkan menjadi “Siaga” karena aktivitasnya cenderung meningkat dan sempat beberapa kali terjadi erupsi.

Setelah menunjukkan penurunan aktivitas cukup lama, PVMBG pada tanggal 5 Januari 2015, pukul 16.00 WIB, menurunkan status Gunung Slamet dari “Siaga” menjadi “Waspada” dan selanjutnya pada tanggal 8 September 2015, pukul 17.00 WIB, diturunkan kembali menjadi “Normal”.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya