SOLOPOS.COM - Lava pijar terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (12/9/2014). Aktivitas Gunung Slamet sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB mengeluarkan 26 kali lava pijar setinggi 200-1500 m dan 4 kali suara dentuman keras. (JIBI/Solopos/ANTARA/Oky Lukmansyah).

Kanalsemarang.com, BANYUMAS—Terus meningkatnya aktivitas Gunung Slamet membuat khawatir warga Desa Limpoakuwus, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah. Mereka menggelar salat istigasah dan ritual tolak bala.

Warga membuat kupat tolak bala berisi nasi dan selembar daun salam. Benda tersebut digantungkan di pintu masuk rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Kiai Sukri Ahmad Muhajir warga Limpakuwus, maksud dibuatnya ketupat tolak bala ini agar warga selamat dari kemurkaan gunung. Jika dimaknai dengan pendekatan syariat Islam dan falsafah Jawa, ketupat merupakan simbol dari rasa bersalah kepada Allah dan supaya diberi keselamatan.

“Setelah mengaku banyak dosa salah, lalu meminta agar diberi keselamatan,” katanya seperti dikutip detikcom, Jumat (12/9/2014).

Ada juga ritual tumpengan atau slametan sebagai wujud sesembahan atau sedekah. Di dalamnya, ada jangan gandul (sayur pepaya), urap, ingkung ayam, dan sebagainya. Jangan gandul merupakan simbol agar lahar gunung Slamet tidak sampai jatuh ke permukiman penduduk.

“Tetap nggandul [menggantung] tidak jatuh di permukiman tetapi hanya di sekitar kawah, sehingga tidak mencelakai orang,” jelasnya.

Kepala Desa Limpakuwus, Darko, mengatakan pihaknya sudah mengimbau warga untuk tetap tenang dan melakukan istigasah serta apa yang mereka percaya untuk tolak bala. “Kami dan warga hanya berdoa beriktihar, meminta keselamatan, di samping ada perintah dari pemerintah yang juga harus dipatuhi,” jelasnya.

Darko menjelaskan, pihaknya terus melakukan sosialisasi mengenai perkembangan kondisi gunung dari hari ke hari agar warga siap menghadapi kemungkinan terburuk yang terjadi nantinya.

Lebih lanjut Darko mengakui warga panik dengan aktivitas gunung akhir-akhir ini. Bahkan beberapa hari lalu, warga sempat berhamburan keluar rumah ketika terjadi dentuman cukup keras dari Gunung Slamet.

“Kejadian seperti itu jarang terjadi, bahkan nyaris tidak pernah terjadi sejak puluhan tahun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya