SOLOPOS.COM - Lava pijar terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (12/9/2014). Aktivitas Gunung Slamet sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB mengeluarkan 26 kali lava pijar setinggi 200-1500 m dan 4 kali suara dentuman keras. (JIBI/Solopos/ANTARA/Oky Lukmansyah).

Lava pijar terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (12/9/2014). Aktivitas Gunung Slamet sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB mengeluarkan 26 kali lava pijar setinggi 200-1500 m dan 4 kali suara dentuman keras. (JIBI/Solopos/ANTARA/Oky Lukmansyah).

Kanalsemarang.com, PURWOKERTO – Gunung Slamet yang meliputi kawasan Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, kembali mengalami erupsi, kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

“Telah terjadi erupsi atau letusan Gunung Slamet pada pukul 10.37 WIB, letusan berikutnya 10.47 WIB,” katanya seperti dikutip Antara, Rabu (17/9/2014).

Ia mengatakan bahwa erupsi atau letusan tetap dapat terjadi sebagai aktivitas Gunung Slamet. Gunung tersebut dalam empat hari terakhir cenderung menurun dan tidak terekam adanya gempa tremor.

Menurut dia, hal itu disebabkan status Gunung Slamet masih “Siaga”.

Terkait dengan hal itu, Surono mengimbau masyarakat sekitar agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet.

“Di luar radius tersebut, masyarakat aman dan dapat beraktivitas seperti biasa,” katanya.

Sementara itu, warga Dusun IV Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Banyumas sempat panik saat letusan Gunung Slamet kembali terdengar.

“Suara letusannya sangat keras. Bahkan, getarannya cukup kuat,” kata Kepala Dusun IV Wasirun.

Dia mengaku menerima pesan singkat dari sejumlah warga yang mempertanyakan kondisi Gunung Slamet yang kembali menggeliat setelah sempat tenang dalam beberapa hari terakhir.

Salah seorang warga Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Budi Satrio mengatakan bahwa suara letusan itu terdengar berulang kali.

“Bahkan, setelah letusan kedua, terjadi hujan pasir tapi cuma sebentar, sekitar dua hingga tiga menit. Suara pasir yang berjatuhan di atap sangat keras,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya