SOLOPOS.COM - Gunung Slamet (Dok/JIBI/Antara)

Kanalsemarang.com, PURWOKERTO—Gunung Slamet di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, mengalami perubahan sifat aktivitas, kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono.

“Perubahan sifat saja, bukan ancamannya. Hal demikian wajar-wajar saja bagi gunung api,” katanya saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (16/8/2014).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Kendati demikian, dia mengatakan yang penting adalah bagaimana ancaman bahaya terhadap masyarakat di sekitarnya.

Menurut dia, hingga kini, meskipun suara dentuman dan gemuruh masih ada, dan sering terdengar dibanding aktivitas yang lalu, radius bahaya “Siaga” Gunung Slamet tetap dalam radius empat kilometer dari puncak.

“Saat ini Gunung Slamet seperti anjing golden, gonggongannya mengaum besar dan nyaring serta tongtongannya gede, tapi cerdas, baik, dan tidak menggigit. Tentunya bila semua ‘respect’ terhadap Slamet, tidak masuk radius empat kilometer dari puncak Slamet,” kata pria yang akrab dipanggil Mbah Rono itu.

Lebih lanjut mengenai perubahan sifat, dia mengatakan hal itu juga terjadi pada Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut dia, Merapi sebelum 2010 sifatnya selalu tumbuh kubah lava.

Dalam hal ini, kata dia, kubah Merapi yang semakin besar akan gugur, diikuti guguran awan panas. “Dunia menyebutnya erupsi tipe Merapi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya