SOLOPOS.COM - Begini Penampakan Pijar Api Gunung Slamet, Rabu (13/8/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Oky Lukmansyah)

Kanalsemarang.com, PURWOKERTO—Pakar vulkanologi Surono mengatakan bahwa status Gunung Slamet yang wilayahnya meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes, Jawa Tengah, tidak perlu dinaikkan ke level yang lebih tinggi.

“Tidak perlu Awas (level IV). Ya seperti itu terus-terusanlah. Wong Slamet ya seperti Slamet enggak usah takutlah,” katanya saat dihubungi dari Purwokerto, seperti dikutip Antara, Rabu (10/9/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selama berstatus Siaga, kata dia, Gunung Slamet terus-menerus mengeluarkan sinar api, material-material atau lava pijar, abu vulkanik, suara dentuman, dan suara gemuruh yang merupakan ciri-ciri tipe letusan strombolian.

Disinggung mengenai suara dentuman dan gemuruh yang terdengar pada siang hari dalam beberapa hari terakhir, dia mengatakan bahwa hal itu menunjukkan jika suara dentuman dan gemuruh Gunung Slamet sangat keras.

“Ya karena keras, sehingga siang juga terdengar. Ya semua akan Slamet pada akhirnya,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu.

Bahkan, kata dia, jika Gunung Slamet mengeluarkan suara dentuman dan gemuruh yang lebih keras juga tidak masalah agar energinya terlepas.

“Memang kemarin-kemarin ada gempa vulkanik dalam, yang penting terlepas jangan diam-diam gempanya ‘numpuk’, itu bahaya. Air yang beriak juga enggak dalam-dalam amatkan,” katanya.

Berdasarkan data pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Selasa (9/9), pukul 18.00-00.00 WIB, cuaca Gunung Slamet terang, teramati 183 kali sinar api dengan ketinggiam 50-900 meter, 59 kali lontaran material/lava pijar setinggi 200-300 meter dari puncak.

Selain itu, terdengar 57 kali suara dentuman dan 83 kali suara gemuruh sedang hingga kuat, sedangkan kegempaan terekam sembilan kali gempa embusan dan tremor menerus.

Pada Rabu, pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet tertutup kabut, saat terang teramati asap putih tebal hingga kecokelatan setinggi 100-300 meter, 148 kali sinar api dengan ketinggian 100-300 meter, 76 kali lontaran material/lava pijar setinggi 50-300 meter dari puncak.

Selain itu, terdengar 63 kali suara dentuman dan lima kali suara gemuruh sedang hingga kuat, sedangkan kegempaan terekam 18 kali gempa letusan dan tremor menerus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya