SOLOPOS.COM - Kepulan asap menyerupai cincin terlihat dari Gunung Slamet yang terpantau dari Desa Gunungsari, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Kamis (11/9/2014) sekitar pukul 11.00 WIB. (JIBI/Solopos/Adhi S)

Solopos.com, PEMALANG-Gunung Slamet masih siaga. Hingga Kamis (11/9?2014) malam, sepanjang hari ini sudah terjadi lima kali luncuran lava pijar, enam kali suara gemuruh dan sembilan kali dentuman.

Fenome menarik terjadi sekitar pukul 11.00 WIB tadi, seusai terdengar suara dentuman di atas gunung Slamet muncul asap berbentuk menyerupai cincin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Awan cincin tersebut juga terpantau oleh warga di Pemalang. Adi S, kepada Solopos.com, mengatakan asap berbentuk cincin terihat bersama kepulan asap lainnya, sesaat setelah terdengar suara dentuman. Kepulan asap tersebut terlihat dari Desa Gunungsari, Kecamatan Pulosari, Pemalang.

Sebagaimana ditulis Detik, warga di dekat gunung sudah banyak yang bersiap mengungsi namun ada juga warga yang tidak khawatir dan tetap tinggal di rumahnya.

Pejabat Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor Cabang Semarang, Aris Triyono mengatakan hingga malam ini suara dentuman masih terus terdengar.

Namun warga di wilayah Gambuhan, Pemalang tidak panik dan masih enggan mengungsi.

“Anehnya berdasarkan pantauan di lokasi, warga di Gambuhan tidak panik. Namun demikian sudah disiapkan tempat pengungsian di lapangan Pulosari,” kata Aris kepada Detikcom, Kamis (11/9/2014) malam.

Meski demikian di daerah Bambangan warga sudah mau dikumpulkan di rumah kepala dusunnya masing-masing dan siap dievakuasi jika kondisi gunung Slamet mulai membahayakan.

“Mereka siap untuk diungsikan ke Baturaden jika sewaktu-waktu kondisi membahayakan. Saat ini tim rescue Basarnas sedang siaga di Pos pengamatan gunung slamet di Gambuhan,” tandas Aris.

“Kesimpulannya saat ini kondisi Gunung Slamet Siaga,” tegasnya.

Hutan Terbakar
Sementara itu sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Priyo Satmoko mengatakan kawasan hutan semak belukar di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, terbakar akibat terkena lontaran lava pijar dari Gunung Slamet sekitar pukul 12.00 WIB.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa kawasan hutan tersebut jauh dari pemukiman penduduk karena berada sekitar 1,5 kilometer dari puncak Gunung Slamet.

“Yang terbakar hanya sedikit dan lokasinya sangat jauh dari pemukiman penduduk. Bahkan, tidak terlihat dari Dusun Bambangan,” katanya.

Terkait adanya peningkatan aktivitas Gunung Slamet, dia mengatakan bahwa hingga saat ini, warga di wilayah terdampak bencana erupsi Gunung Slamet khususnya Dusun Bambangan tetap tenang dan menjalankan aktivitas seperti biasa.

Menurut dia, pihaknya telah menyiapkan segala sesuatu untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi pada Gunung Slamet.

“Kami tetap mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan yang dapat terjadi. Dalam hal ini, kami mengimbau agar surat-surat dan barang-barang berharga milik warga agar dikemas, sehingga jika kemungkinan terburuk dari Gunung Slamet terjadi, mereka tinggal membawanya,” kata dia menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya