SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Kanalsemarang.com, PURBALINGGA—Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Priyo Satmoko menyebutkan saat ini BPBD masih memiliki stok makser yang cukup banyak.

Menurut dia, ada sekitar 5.000 masker ditambah sekitar 50.000 masker dari Dinas Kesehatan yang sudah didistribusikan ke puskesmas-puskesmas di sekitar lereng Gunung Slamet.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Insya Allah masker tersebut mencukupi kebutuhan. Hanya saja sampai saat ini, kami belum mendistribusikannya karena situasi belum membutuhkan masker,” katanya seperti dikutip Antara, Senin (25/8/2014).

Sementara dalam siaran persnya, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Surono mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan yang dilakukan PVMBG Badan Geologi di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, pada hari Senin (25/8/2014), 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat terang, kata dia, teramati 13 kali letusan abu tinggi 300-1.000 meter condong ke barat, 27 kali sinar api dengan ketinggian 100-300 meter, 19 kali lontaran material pijar dengan tinggi 100-300 meter.

Selain itu, lanjut dia, terdengar 20 kali suara dentuman dan delapan kali suara gemuruh, sedangkan dari sisi kegempaan terekam 23 kali gempa letusan dan 108 kali gempa embusan.

Menurut dia, dalam periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut, namun saat terang teramati embusan asap putih tebal dengan ketinggian 200-300 meter dan empat kali letusan abu kecokelatan tinggi 500-800 meter condong ke barat, sedangkan kegempaan terekam 14 kali gempa letusan dan 175 kali gempa embusan.

“Berdasarkan pengamatan tersebut disimpulkan bahwa status aktivitas Gunung Slamet tetap ‘Siaga’ sehingga masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di luar radius tersebut agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa,” katanya.

Seperti diwartakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 22.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari “Aktif Normal” (level I) menjadi “Waspada (level II).

Peningkatan status tersebut dilakukan karena aktivitas Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal itu meningkat.

Oleh karena intensitas gempa atau letusannya semakin bertambah serta abunya semakin tinggi, PVMBG pada tanggal 30 April 2014, pukul 10.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari “Waspada” (level II) menjadi “Siaga” (level III).

Selanjutnya, PVMBG menurunkan status Gunung Slamet, dari “Siaga” menjadi “Waspada” pada hari Senin, pukul 16.00 WIB, karena aktivitasnya cenderung menurun.

Akan tetapi sejak pertengahan bulan Juli 2014, Gunung Slamet kembali menunjukkan peningkatan aktivitas, sehingga PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM kembali meningkatkan status gunung tertinggi di Jateng itu menjadi “Siaga” pada hari Selasa (12/8/2014), pukul 10.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya