Solopos.com, MEDAN -- Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, kembali meletus pada Senin (10/8/2020) sekitar pukul 10.16 WIB.
Tinggi kolom abu erupsi Gunung Sinabung teramati kurang lebih 5.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 7.460 meter di atas permukaan laut.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Pos Pengamatan Gunung Sinabung Badan Geologi dan PVMBG Pos Pengamatan Gunung Sinabung, Senin, menyatakan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara.
Hari Ini Dalam Sejarah: 10 Agustus 1945, Jepang Menyerah ke Sekutu
Ditambahkan dalam rilis, saat ini gunung berapi itu berada pada Status Tingkat III (Siaga) dengan rekomendasi demi keamanan masyarakat.
Dilansir Antara, rekomendasi itu yakni masyarakat dan pengunjung/wisatawan dilarang melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi.
"Serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara," kata rilis itu.
Jika terjadi hujan abu, lanjut rilis itu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah.
Hal itu untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik.
Elf dan Minibus Kecelakaan di Tol Cipali, 8 Orang Tewas
Warga juga diminta mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik Sinabung yang lebat atau tebal. Tujuannya agar sarana prasarana itu tidak roboh.
Banjir Lahar Panas
Selain itu, masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya banjir lahar panas maupun dingin.
Sebelumnya diberitakan, pada Sabtu (8/8/2020), Gunung Sinabung erupsi setelah setahun lebih "tertidur".
Erupsi Sinabung terjadi sekitar pukul 01.58 WIB. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 4.460 meter di atas permukaan laut.
Molor, Begini Nasib Penyediaan Internet Murah di Area Blank Spot Wonogiri
Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Badan Geologi dan PVMBG dalam rilisnya, Sabtu, menyampaikan erupsi kali ini pertama di masa pandemi Covid-19 sejak 9 Juni 2019.
Gunung itu melontarkan abu vulkanik kurang lebih 7.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 9.460 meter di atas permukaan laut.