SOLOPOS.COM - Pengunjung menikmati pesona alam Gunung Sepikul di Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Sabtu (29/2/2020). (Solopos-Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, WONOGIRI -- Eksotisme keindahan alam disuguhkan di kawasan perbukitan Sukoharjo bagian selatan. Dari puncak perbukitan itu, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan alam lahan persawahan nan hijau.

Seperti halnya saat berada di pegunungan bebatuan atau dikenal Gunung Sepikul di wilayah Dukuh Gunung Lor, Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo. Gunung Sepikul nan eksotis konon identik dengan legenda Bandung Bondowoso.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konon dalam cerita sejarah Gunung Sepikul adalah bebatuan yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membangun Candi Prambanan.

Tebing di Karangmalang Sragen Longsor, 1 Rumah Nyaris Ambrol

Ekspedisi Mudik 2024

Namun saat Bandung Bondowoso gagal membangun 1.000 Candi, bebatuan tersebut ditinggalkan begitu saja. Bentuk gunung yang seolah seperti barang siap dipikul inilah oleh warga disebut Gunung Sepikul.

Sejak dibuka 2016 lalu, kawasan wisata Gunung Sepikul ramai pengunjung. Menuju kawasan Gunung Sepikul, pengunjung harus tracking melewati jalan setapak hingga bebatuan.

Setelah kurang lebih 20 menit berjalan lewat jalan setapak dan bebatuan, tampaklah keindahan pesona alam dari puncak Gunung Sepikul.

Pilkada Solo: Partai Gerindra Lakukan Ini Bila Gibran Tak Dapat Rekomendasi PDIP

Potensi wisata alam Gunung Sepikul kini terus digarap Pemerintah Desa (Pemdes) setempat dan digadang-gadang menjadi kawasan wisata andalan bagi Kabupaten Sukoharjo di bagian selatan.

"Gunung Sepikul dikelola oleh Karang Taruna. Dibuka dari awalnya melihat potensi alam di wilayah perbukitan bebatuan yang ternyata sangat tinggi," kata Bayan Brenggalan, Desa Tiyaran, Widodo, ketika dijumpai , Sabtu (29/2/2020).

Dia mengatakan pemeliharaan kawasan wisata Gunung Sepikul selama ini hanya mengandalkan dari hasil pendapatan parkir, serta uang sukarela dari para pengunjung.

3 Bulan, Ada 10 Laporan Evakuasi Ular di Gondangrejo Karanganyar

"Hanya kita sediakan kotak sukarela saja. Jadi mau kasih Rp1.000 atau berapa terserah," katanya.

Rata-rata hasil pendapatan dari parkir kendaraan pengunjung mencapai Rp200.000 per bulan. Sedangkan dana sukarela dari kotak masuk wisata Gunung Sepikul sekitar Rp400.000 per bulan.

Widodo mengatakan setiap hari rata-rata jumlah pengunjung mencapai 30-an orang. Namun pada hari libur jumlah pengunjung bisa meningkat dua kali lipat.

Aksi Ini Bikin Komunitas Sungai Klaten Jadi Percontohan Nasional

Gunung Sepikul memiliki potensi wisata yang bisa diandalkan bagi Desa Tiyaran.  Tak sedikit warga yang kini membangun warung makan, toko kelontong hingga mengelola parkir.

“Sejauh ini memang belum ada pemasukan ke desa, tapi warga sudah merasakan dampak positif dari pengembangan Gunung Sepikul,” kata Kepala Desa Tiyaran Sunardi.

Namun demikian, Sunardi mengakui pengembangan wisata Gunung Sepikul terganjal status lahan milik perseorangan. Selain Gunung Sepikul di wilayah Tiyaran juga terdapat wisata alam Watu Giring yang memiliki pesona tak kalah eksotis. Lagi-lagi pengembangan wisata terganjal anggaran dan lahan milik perseorangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya