SOLOPOS.COM - Penumpang mencari informasi di layanan customer sercive Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat (10/7/2015) siang. (Feri Kristianto/JIBI/Bisnis)

Gunung Raung meletus dan memaksa Bandara Ngurah Rai ditutup sejak tadi malam.

Solopos.com, BADUNG — Sebanyak 227 penerbangan terdiri dari 160 rute domestik dan 117 rute internasional dipastikan batal terbang dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Pembatalan penerbangan tersebut dampak ditutupnya bandara internasional ini selama 19,5 jam, terhitung mulai Kamis (9/7/2015) pukul 23.00 hingga Jumat (10/7/2015) pukul 21.30 wita.

Manajemen menyatakan belum menghitung jumlah penumpang yang gagal terbang akibat penutupan. Namun, berdasarkan data manajemen bandara, pergerakan penumpang di bandara ini mencapai 44.757 orang per hari.

GM Angkasa Pura 1 Bandara Ngurah Rai Trikora Harjo menjelaskan penyebab penutupan karena adanya informasi dari ASTM dan Volcanic Ash Advisory Centers (VAAC)? yang menyatakan abu letusan Gunung Raung mengarah ke Pulau Bali. Debu itu berada di ketinggian 17.000-20.000 kaki dan mengarah ke timur sehingga menutupi seluruh rute dan dan menuju Bali.

“Ini dasar keputusan dan itu sangat membahayakan,” tegasnya, Jumat (10/7/2017).

Dia menegaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh maskapai guna memberikan pelayanan kepada penumpang. Pengelola bandara memutuskan menutup konter pelayanan cek in. Penumpang tujuan rute internasional yang sudah masuk imigrasi akan diberi kemudahan untuk keluar lagi.

Bagi pesawat yang terparkir di bandara, maskapai akan dibebaskan membayar biaya parkir penginapan. Sementara itu, pantauan Bisnis, sejumlah penumpang tujuan domestik dan internasional terpaksa kembali ke hotel dan penginapan masing-masing yang difasilitasi bus oleh maskapai. Arus penumpang menyebabkan kepadatan, khususnya terminal internasional tujuan berbagai negara.

Director Safety and Seccurity Indonesia Airasia Xtra, Jurry Soeryo Wiharko, menilai keputusan pengelola bandara tepat dan sangat didukung. Menurutnya, abu vulkanis berbentuk silica dan sifatnya korosit terhadap Logam. Apabila tercampur dengan air, silica tersebut dapat menjadi padat dan berpotensi menyebabkan kerusakan mesin dan rangka pesawat.

“Jadi bisa dibayangkan kalau tetap terbang dan ada area pesawat kemasukan silica akan nempel dapat merusak,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya