SOLOPOS.COM - Gunung Prau, Kabupaten Wonosobo (Instagram/@ basecamp_prau_dieng)

Solopos.com, WONOSOBO – Provinsi Jawa Tengah memiliki sederet wisata panorama matahari terbit atau sunrise yang sangat indah dan menawarkan pesona yang berbeda-beda, salah satunya adalah Gunung Prau. Berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Gunung Prau diklaim memiliki pesona Golden Sunrise yang terbaik.

Dilansir dari Jatengprov.go.id, Rabu (11/5/2022), Gunung Prau yang memiliki ketinggian 2565 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini secara administratif membentang di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Kendal, Batang dan Temanggung. Ada enam basecamp resmi untuk melakukan pendakian ke Gunung prau, yaitu Dieng, Patakbanteng, Kalilembu, Dwarawati, Wates, dan Igirmranak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, dari sejumlah basecamp tersebut, jalur pendakian via Patakbanteng yang menjadi paling favorit. Pasalnya, rute pendakian tersebut lebih singkat dari pada jalur lain dan selain itu, jalur Patakbanteng lebih dekat dengan puncak Gunung Prau.

Untuk mendaki Gunung Prau via jalur Patakbanteng, pendaki hanya membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga jam pendakian. Jarak yang ditempuh lumayan pendek, yaitu sekitar empat kilometer. Bila lewat jalur lain, bisa lebiuh dari tiga hingga empat jam karena jalurnya memutar.

Ekspedisi Mudik 2024

Lokasi basecamp in berada di Jalan Dieng, Desa Parak Banteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Lokasinya tidak begitu jauh dari gapura “Selamat Datang Dieng Plateau”. Fasilitas yang ada di basecamp ini terbilang lengkap dan sangat memenuhi kenyamanan pendakian.

Mulai dari tempat penginapan, penyewaan peralatan outdoor, warung makan, pusat oleh-oleh hingga mini market juga tersedia. Bahkan, toilet dan kamar mandi yang ada juga menyediakan fasilitas pemanas air alias water heater.

Baca Juga: Keren! Tiga Tradisi di Jepara Ini Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Sebelum mendaki, pendaki harus membayar tiket pendakian sebesar Rp15.000 per orang. Dari harga tiket tersebut, para pendaki akan mendapatkan selembar peta sebagai pemandu jalur serta selembar kantung sampah.

Selain itu, ada beberapa larangan yang harus dihindari oleh pendaki, di antaranya membuang sampah sembarangan, masuk tanpa izin, membuat api unggun, tidak membawa sampah turun hingga menebang pohon. Bila dilanggar, pendaki akan diberi sanksi berupa penanaman pohon di puncak.

Ada sekitar empat pos yang harus dilalui dan para pendaki harus siap dengan segala mendan tanjakan. Saat memasuki daerah perkemahan, pendaki akan melihat pemadangan bunga daisy yang berwarna warni. Di kawasan ini, para pendaki bisa mendirikan tenda.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Sendang Unik dan Sakral di Sendang Gambir Salatiga

Di kawasan perkemahan ini, pendaki bisa menyaksikan pemadangan Golden Sunrise yang bisa disaksikan pada pukul 05.00 WIB. Pendaki juga akan disuguhkan hamparan lautan awan di depan mata dan juga pemandangan gagahnya Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Waktu yang tepat untuk mendaki Gunung Prau adalah saat memasuki musim pancaroba atau transisi, yaitu bulan Juli hingga September. Musim itulah di mana pendaki akan melihat cerahnya langit dari puncak Gunung Prau.

Panorama Golden Sunrise dan waktu tempuh yang singkat menmbuat jalur pendakian puncak Gunung prau via Patakbanteng ini bisa dikatakan jalur pendakian yang ramah bagi para pendaki pemula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya