SOLOPOS.COM - Sejumlah anak-anak bermain air di kolam renang di objek wisata alam Gunung Pegat di Desa Karangasem, Kecamatan Bulu pada Lebaran hari kedua, Jumat (14/5/2021). (Istimewa/Bambang Winarno)

Solopos.com, SUKOHARJO — Gunung Pegat di Desa Karangasem, Bulu, Sukoharjo menjadi destinasi wisata murah meriah bagi wisatawan berbagai usia.

Semenjak pandemi Covid-19 melanda, pengelola destinasi wisata tersebut terus berbenah menghadirkan fasilitas untuk menarik para wisatawan. Gunung dengan perbukitan batu andesit tersebut kini ditambah dengan fasilitas kolam renang, spot foto yang semakin banyak bahkan embung lengkap dengan perahu kayuh yang berada sebelum tanjakan ke gunung tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Karangasem, Bulu, Sukoharjo, Sri Wahyuni, mengatakan seusai Lebaran pada 2023 ini belum terlihat kenaikan jumlah pengunjung. “Dulu sebelum pandemi ibu-ibu pernah tembus [penjualan makanan mencapai] Rp11 juta, kemudian merosot bahkan 17-an [perayaan Hari Kemerdekaan] kemarin. Semoga setelah ini dengan rawuhnya Forkopimda akan menambah minat wisatawan,” ungkap Sri Wahyuni kepada Solopos.com beberapa waktu lalu.

Menurutnya sejumlah ibu yang tergabung dalam kelompok kerja yang diberi nama Makaryo Ono Ndeso itu menggantungkan pemasukan dari wisata Gunung Pegat. Sri Wahyuni mengatakan destinasi wisata alam itu merupakan salah satu solusi bagi sebagian warganya yang terbiasa merantau.

Dari sana ibu-ibu diajak berproduktif agar tidak merantau, pemerintah desa juga turut mengadakan pelatihan menggandeng instansi terkait. Pelatihan pemasaran salah satunya, dilakukan agar produk ibu-ibu dapat tampil manis dan higienis. Selain itu, mereka juga diajarkan pelatihan pengemasan.

Sri Wahyuni mengatakan pendampingan permodalan bagi para ibu juga diberikan, tentunya dengan persyaratan tertentu. Gerakan tersebut bermula dari aktifnya para ibu menjajakan hasil produksinya dalam gelaran Posyandu. Hal itu kemudian ditanggapi pemerintah desa dengan menyediakan ruang bagi para ibu untuk menjajakan kuliner mereka di pasar kuliner di Puncak Bukit Gunung Pegat.

“Dengan Makaryo Ono Ndeso pendidikan, kesehatan dan karakter bagi anak-anak di desa akan lebih baik. Karena ketika seseorang merantau akan berakibat kurang pada pendidikan, kesehatan dan karakter anak,” jelas Sri mengutarakan keresahannya.

Dengan adanya potensi wisata di Bukit Gunung Pegat yang terus berbenah menghadirkan permainan anak, kolam renang dan menara pandang bahkan embung. Ia berharap hal tersebut dapat menjadi magnet bagi para wisatawan.

Ia juga memberkan Gunung Pegat juga menyuguhkan pemandangan asri kepada para pengunjung.  Biasanya pada malam minggu atau semalam sebelum hari libur banyak wisatawan yang memilih camping menikmati kerlap kerlip lampu perkotaan dari atas bukit. Pada pagi harinya mereka disuguhkan pemandangan matahari terbit.

Sementara para ibu tersebut biasanya berjualan di Pasar Puncak Bukit Gunung Pegat itu pada Minggu. Jajajan yang mereka suguhkan di antaranya ketoprak, siomay, gethuk, soto, jamu, cincau, empek-empek dan masih banyak kuliner lainnya.

Sri membeberkan pengunjung hanya perlu membayar harga tiket senilai Rp5.000/orang. Sementara fasilitas perahu kayuh dibandrol 10.000/orang, bagi wisatawan yang akan berkemah cukup membayar Rp10.000 dengan fasilitas toilet yang sudah tersedia sebanyak 10 toilet.

Pada fasilitas lain anak-anak yang akan menikmati trampolin harus membayar Rp5.000/anak, mini coaster Rp5.000/anak, wahana helikopter Rp5.000/anak, mandi bola Rp5.000/anak, renang Rp5.000/anak dan wahana mobil-mobilan sebanyak Rp5.000/5 menit.

Sementara bagi anak yang ingin menikmati wahana berlanjut dapat menggunakan tiket terusan dan langsung bisa menikmati wahana trampolin, mini coaster, helikopter dan mandi bola dengan harga Rp15.000/anak.

Sri menyebut tak jarang para wisatawan mendapat diskon tambahan dari harga tersebut. Hal itu dilakukan agar para pengunjung dapat betah dan kembali ke destinasi wisata tersebut.

“Kadang ada diskon, yang terpenting ada pengunjung datang dan UMKM bisa bergerak. Insyaallah dengan ini kami akan mempersiapkan generasi yang merupakan investasi tidak hanya di akhir kehidupan tetapi juga saat kami sudah tidak ada,” harapnya.

Sementara itu Bupati Sukoharjo Etik Suryani dalam kunjungannya turut menaiki perahu kayuh tersebut bersama Kepala Desa setempat, Bambang Minarno. Ia mengaku telah merespons positif dengan memberikan beberapa bantuan untuk menambah fasilitas di Gunung Pegat, termasuk embung tersebut.

Etik mengklaim telah mendorong pemerintah desa untuk berinovasi sesuai potensi daerahnya untuk menambah PAD Desa.

“Embung ini kan tadi pak lurah juga mengatakan perlu dilebarkan, akan kami pikirkan biar dilihat dari dinas terkait dari DPUPR dan pertanian, nanti akan kami pikirkan. Tidak perlu khawatir destinasi wisata di Sukoharjo sekarang banyak dan bagus-bagus,” jelas Etik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya