SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JOGJA–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyatakan jalur evakuasi Gunung Merapi yang mengalami kerusakan akibat dilalui kendaraan berat pengangkut pasir akan segera diperbaiki dan tahun ini akan dilakukan sepanjang 50 kilometer.

“Perbaikan jalur evakuasi dilakukan di wilayah Kabupaten Sleman, DIY, dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi saat dialog “Apa Kabar Merapi” di Yogyakarta, Jumat (2/5/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut dia, seluruh dana perbaikan jalur evakuasi berasal dari dana pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Total dana yang diterima sebanyak Rp125 miliar, namun dana tersebut tidak hanya digunakan untuk perbaikan jalur evakuasi, tetapi untuk kebutuhan lain seperti membangun kandang ternak.

Gatot mengatakan, pelaksanaan perbaikan jalur evakuasi tetap harus melalui mekanisme yang ditetapkan yaitu dengan proses lelang sehingga membutuhkan waktu untuk memulai pekerjaan perbaikan.

“Jalur evakuasi yang sudah selesai diperbaiki adalah jalur Kalasan ke arah utara. Jalur tersebut sudah dalam kondisi yang baik. Jika tetap dilalui kendaraan bermuatan berat seperti sekarang, jalur itu akan kembali rusak,” katanya.

Ia menambahkan, kondisi barak pengungsian atau evakuasi yang masih minim fasilitas seperti aliran listrik dan ketersediaan air bersih, menjadi tanggung jawab BPBD DIY.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Julisetiono Dwi Wasito mengatakan, jalur evakuasi yang akan segera diperbaiki di wilayahnya adalah sepanjang 10 kilometer.

“Diharapkan pada pertengahan Mei ini sudah dimulai proses lelang. Perbaikan akan difokuskan di Desa Kepuharjo,” katanya.

Selain perbaikan jalur evakuasi, kesiapsiagaan yang dilakukan BPBD Sleman untuk menyikapi peningkatan status Gunung Merapi menjadi Waspada adalah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, mempersiapkan barak pengungsian dan mensosialisasikan skenario apabila Merapi meletus.

Kesiapsiagaan pascakenaikan status Merapi juga ditunjukkan oleh kelompok-kelompok relawan yang ada di wilayah rawan bencana, salah satunya adalah Jalin Merapi yang berada di wilayah Deles Klaten.

Koordinator Jalin Merapi Sukiman mengatakan, warga Deles yang berjarak sekitar empat kilometer dari Merapi sudah membuat sejumlah gardu darurat yang digunakan untuk ronda 24 jam sehari.

“Namun, yang menjadi kekhawatiran warga adalah jalur evakuasi dari Desa Sidareja ke Klaten dalam kondisi rusak parah sepanjang 11 kilometer. Masyarakat desa sudah sepakat untuk bergotong royong membenahi jalan yang rusak sebagai langkah awal,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Geologi Surono dalam dialog tersebut menegaskan bahwa jalur evakuasi adalah bagian penting untuk penguranga risiko bencana.

“Jalur evakuasi adalah bagian kerentanan pengurangan risiko bencana. Jika jalurnya dalam kondisi buruk, maka kerentanan akan tinggi dan risiko bencana pun tinggi sehingga jalur harus segera diperbaiki,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya