SOLOPOS.COM - Seorang warga di RT 027/RW 009, Mbangan, Sidorejo, Kemalang, sudah menyiapkan tas berisi dokumen dan pakaian di desa setempat, Jumat (6/11/3020). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Warga di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Mbangan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mulai memberlakukan sistem ronda 24 jam dalam sehari, sejak Kamis (5/11/2020).

Di sisi lain, warga di desa setempat juga sudah menyiapkan beberapa tas berisi dokumen pribadi dan sejumlah baju untuk dibawa saat mengungsi sewaktu-waktu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan pantauan Solopos.com di Sidorejo, masyarakat di lereng Gunung Merapi tetap beraktivitas seperti biasa. Padahal, aktivitas Gunung Merapi baru saja dinaikkan statusnya, dari waspada menjadi siaga, Kamis (5/11/2020).

Kutuk Presiden Prancis, FUIS Gelar Aksi di Alun-Alun Sragen

Warga lereng Gunung Merapi di RT 027/RW 009, Mbangan, Sidorejo, Kemalang terpantau masih beraktivitas seperti biasa. Di lokasi ini, terdapat 46 laki-laki dan 34 perempuan.

"Saya sudah mengetahui status Gunung Merapi [dari waspada ke siaga]. Saya pribadi masih beraktivitas seperti biasa. Hari ini, saya masih mencari rumput untuk pakan ternak saya [dua sapi dan lima kambing]. Saya tidak takut. Biasa saja. Tapi saya sudah siap untuk mengungsi. Saya sudah siapkan dua tas. Yang satu berisi dokumen pribadi, seperti sertifikat tanah, kartu keluarga (KK), dan lainnya. Sedangkan tas lainnya berisi baju," kata warga Sidorejo, Paimin, 38, saat ditemui Solopos.com, di Sidorejo, Kemalang, Jumat (6/11/2020).

Hal senada dijelaskan tokoh masyarakat di Sidorejo, Sukiman. Masyarakat di desanya masih beraktivitas normal. Warga di Mbangan, Sidorejo sudah menentukan calon lokasi pengungsian, yakni di Manjung, Kecamatan Ngawen.

"Begitu ditetapkan status siaga, kami langsung menerapkan ronda dengan sistem 24 jam sehari. Di waktu sebelumnya, ronda digelar setiap malam. Di sini sudah siap mengungsi tapi belum mengungsi. Kami tak ingin merepotkan yang lain [warga desa paseduluran]. Nanti, kami juga akan membahas skenario pengungsian hewan ternak, yakni siapa saja yang harus bertanggung jawab terhadap hewan ternak saat berada di pengungsian," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya