SOLOPOS.COM - Seorang warga memberi pakan ternak ke hewan sapi di kandang komunal di Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Selasa (10/11/2020). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Hewan ternak di dua dukuh di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mulai dievakuasi ke kandang komunal di Dukuh Tegalweru, desa setempat, Selasa (10/11/2020). Warga mengevakuasi hewan ternaknya secara mandiri setelah status Gunung Merapi meningkat menjadi siaga.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, di Balerante terdapat tiga dukuh yang masuk dalam kategori KRB III, yakni Samburejo, Ngipiksari, dan Gondang. Dari ketiga dukuh tersebut, Dukuh Sambungrejo dinilai paling dekat dengan puncak Gunung Merapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua RT 001/RW 001 di Dukuh Sambungrejo, Diro Utomo, mengatakan di daerahnya terdapat sekitar 30 sapi. Beberapa pemilik ternak mulai mengevakuasi hewan sapinya ke kandang komunal di Dukuh Tegalweru.

"Saya sendiri sudah mengevakuasi sapi saya secara mandiri hari ini. Selain saya, ada anak saya, dan tetangga saya yang sudah mengevekuasi hewan ternak. Di sini, sudah ada lima ekor sapi. Biaya transportasi untuk mengangkut per ekor sapi rata-rata senilai Rp50.000," kata Diro Utomo, saat ditemui wartawan di Tegalweru, Desa Balerante, Kemalang, Selasa (10/11/2020).

Pelaku Perusakan Papan Nama Kantor Bupati Sragen Menyerahlah, Identitas Anda Sudah Ketahuan

Diro Utomo memilih mengevakuasi hewan sapinya di tempat yang lebih aman karena tak ingin menanggung risiko saat terjadi erupsi Gunung Merapi.

Dirinya trauma saat melihat nasib warga lainnya yang harus menanggung kerugian besar saat erupsi Gunung Merapi pada 2010 silam. Waktu itu, banyak sapi milik tetangganya yang mati karena terdampak awan panas.

"Sebenarnya untuk mengevakuasi hewan ternak sapi ini tinggal kemantapan hati masing-masing. Saya sendiri sudah mantap dievakuasi mulai sekarang. Soal pakan ternak, ya harus siap secara mandiri juga [menyuplai pakan ternak secara mandiri]," kata Diro Utomo.

Hal senada dijelaskan pemilik sapi ternak asal Ngipiksari, Desa Balerante, yakni Wakirah, 42. Keinginannya mengevakuasi sapinya ke kandang komunal setelah status siaga ditetapkan karena trauma dengan pengalaman erupsi Gunung Merapi 2010. Total sapi yang berada di Ngipiksari kini mencapai puluhan ekor.

"Saat 2010 itu, empat ekor sapi saya mati [terkena awan panas]. Waktu itu yang dipikirkan hanya menyelamatkan jiwa saja. Sedangkan, keberadaan hewan ternak sapi sama sekali enggak dipikir. Padahal, sapi-sapi itu menjadi harta kami. Makanya, saya pribadi tak ingin mengulang kejadian 2010 itu [memilih mengevakuasi hewan ternaknya sebelum terjadi erupsi Gunung Merapi]," katanya.

Pakan

Wakirah yang memiliki empat ekor sapi sudah membahas terkait pasokan pakan ternak dengan suaminya. Setiap hari, Wakirah dan suaminya akan mencarikan rumput sebagai pakan ternaknya.

"Soal pakan ternak, saya dan suami tetap ngarit [mencari rumput]. Sapi-sapi saya ini hanya dipakani rumput. Yang kami lakukan ini [mengevakuasi hewan ternak] lebih ke kewaspadaan saja," katanya.

Salah seorang warga Sambungrejo, Ribut, 50, mengatakan seluruh kepala keluarga (KK) di dukuhnya rata-rata memiliki hewan sapi. Sebagai warga yang tinggal di KRB III, Ribut, berharap dapat segera menvevakuasi hewan ternaknya.

"Saya sekarang tinggal di pengungsian. Di rumah juga punya sapi. Sebagai warga, pengennya juga segera mengevakuasi sapi saya [ke kandang komunal]. Biar tenang. Saat ini, sapi saya sudah diurusi [suami atau anaknya]," katanya.

Satu Keluarga di Sragen Meninggal Setelah Hajatan, 120 Tamu Undangan Jalani Swab

Sebagaimana diketahui, sejumlah warga di KRB III di lereng Gunung Merapi dalam kondisi siaga menghadapi potensi erupsi Gunung Merapi. Sejumlah orang di Balerante dan Tegalmulyo juga sudah mulai mengungsi di barak pengungsian, dalam beberapa waktu terakhir.

Selain warga Balerante, warga di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang juga sudah menyiapkan tempat evakuasi sementara bagi hewan ternak mereka. Lokasinya berada di dekat Embung Tirta Mulyo di desa setempat.

"Di Tegalmulyo terdapat 1.400-an sapi dan 800-an kambing," kata Kepala Desa (Kades) Tegalmulyo, Sutarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya