SOLOPOS.COM - Sejumlah pendaki membuka tenda di bawah kaki Gunung Merapi yakni Pasar Bubrah yang di capai dari jalur Baru Selo, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (27/5/2012). (JIBI/Solopos/Antara/Teresia May).

  PASAR BUBRAH--Sejumlah pendaki membuka tenda di bawah kaki  Gunung Merapi  yakni  Pasar Bubrah yang di capai dari jalur Baru Selo, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (27/5/2012). (ANTARA/Teresia May).


PASAR BUBRAH--Sejumlah pendaki membuka tenda di bawah kaki Gunung Merapi yakni Pasar Bubrah yang di capai dari jalur Baru Selo, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (27/5/2012). (ANTARA/Teresia May).

Inilah kabar gembira bagi para pendaki gunung, Merapi telah aman didaki. Ya sejak erupsi di tahun 2010, Merapi menjadi gunung yang menakutkan bagi masyarakat, kini Merapi kembali ramai dikunjungi pendaki.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Setelah meletus dahsyat dan memakan korban lebih dari seratus jiwa pada 2010, jalur gunung teraktif di Indonesia itu ditutup. Gunung itu dinilai sangat bebahaya. Seiring dengan kondisinya yang telah kembali normal, Merapi kini mulai ramai dengan pendaki. Namun para petualang itu diminta untuk tetap waspada karena akibat letusan terakhir, rute pendakian ke gunung yang berada di perbatasan Jateng-DIY itu banyak berubah.

Bahkan Balai Penelitian dan Pengembangan Tekonologi Kegunungapian (BPPTK) Jogja memastikan, hanya ada satu jalur pendakian Gunung Merapi yang saat ini relatif aman dilewati di antara tiga jalur lainnya.

Kepala BPPTK Jogja Subandriyo, Senin (28/5/2012) malam, memberikan penjelasan dari empat jalur pendakian yang biasa dilewati sebelum erupsi yakni Selo-Jrakah Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah) di sebelah utara, jalur Babadan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah di sebelah barat, jalur Deles di Klaten sebelah timur serta Kinahrejo, Sleman, Jogja di sebelah selatan. Kini hanya jalur dari Selo yang relatif aman.

Pasalnya di Kinahrejo dipastikan sangat berisiko karena bukaan Gunung Merapi sebagai jalur lahar yang menganga ke selatan. Sedangkan di jalur Deles, Klaten juga masih terdapat bukaan kawah, sementara di Babadan belum diketahui pasti kondisinya pascaletusan. Adapun di utara atau jalur Selo tak ada bukaan. “Jadi tidak terancam kalau terjadi guguran lava bila melewati Selo,” terang Subandriyo.

Selain lebih aman, medan pendakian di Selo juga relatif lebih mudah dibanding jalur lainnya. Kendati demikian menurut Subandriyo pendaki gunung tetap harus waspada saat memasuki Pasar Bubrah menuju puncak karena banyak tumpukan abu yang bisa longsor bila diinjak hingga membahayakan pendaki yang ada di bawah. “Dari Pasar Bubrah ke puncak banyak tumpukan material lepas,” ungkapnya.

Jalur Babadan yang semula menjadi jalur favorit nyaris tidak bisa lagi ditembus. Jalan melalui daerah ini menuju puncak hilang. Pendaki biasanya hanya akan bisa mencapai Patok Alap-alap atau Stasiun Klatakan. Setelah itu rutenya hilang.

Sedangkan pendakian melalui wilayah Deles, Kabupaten Klaten meski masih bisa dilalui namun rutenya bertambah sulit. Untuk bisa menuju puncak, pendaki harus memutar jauh melewati Pasar Bubrah di Wilayah Boyolali.

Namun secara umum kondisi Merapi saat ini cukup aman didaki. Meski pun hujan kondisi medan tak mudah longsor karena material lebih tebal dibanding sebelum erupsi. Di sisi lain juga tak tercatat aktivitas kegempaan yang tinggi sehingga dapat menjadi salah satu pemicu erupsi.

Berdasarkan laporan BPPTK pada periode 14-20 Mei 2012 kegempaan tercatat terjadi gempa guguran 6 kali, MP 30 kali dan Gempa tektonik 9 kali. Jumlah gempa-gempa tersebut berfluktuasi tetapi masih dalam batas normal.
Hasil pengukuran deformasi menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement) pada minggu ini menunjukkan belum adanya perubahan jarak yang signifikan antara reflektor-reflektor yang terpasang di puncak.

Namun dengan masih sering terjadinya guguran berasal dari material-material lepas yang berada di lereng masyarakat diharapkan berhati-hati bila melakukan pendakian ke puncak. Risiko banjir lahar dingin juga masih terjadi jika terjadi hujan deras di puncak.

Mengenai pendakian ke Merapi, Kapolsek Selo AKP Supama mengungkapkan, jalur pendakian ke Gunung Merapi sudah dibuka cukup lama. Menurutnya, banyak para pendaki yang terus berdatangan dan berupaya naik ke puncak. “Kondisi di atas cukup aman. Akan tetapi, beberapa area cukup labil,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Dia menekankan pentingnya persiapan bekal serta fisik yang sehat sebelum pendakian. Supama mengimbau, para pendaki harus tahu betul medan. Ia meminta agar mereka didampingi pendaki yang berpengalaman yang tahu medan.
Sementara itu, petugas pos pemantau Gunung Merapi Desa Jrakah, Tri Mujianto menambahkan, status Merapi dalam kondisi normal. Secara visualisasi pada hari Senin, gunung berapi tersebut berkabut. Meskipun demikian, jalur pendakian aman untuk para pendaki. “Para pendaki harus berhati-hati saat naik. Ikuti jalur yang ada serta bawa bekal yang cukup,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya