SOLOPOS.COM - Komandan Korem 074/Warastratama, Kolonel Inf. Rano Tilaar, saat berkunjung ke Kodim 0724/ Boyolali, Senin (13/7/2020). (Solopos-Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI -- Aktivitas Gunung Merapi beberapa waktu terakhir mendapat perhatian dari TNI yang siap terjun jika terjadi musibah berkaitan dengan aktivitas gunung tersebut.

Komandan Korem (Danrem) 074/Warastratama, Kolonel Inf. Rano Tilaar, saat berkunjung ke Kodim 0724/Boyolali, Senin (13/7/2020), mengatakan telah melakukan persiapan menyikapi aktivitas Gunung Merapi, terutama untuk penyiapan personel TNI.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Apabila terjadi bencana terkait Merapi, maka Dandim akan menjadi incident commander. Dia akan segera mengkoordinir semua potensi yang bisa terlibat dalam pencegahan maupun mitigasi," kata dia kepada wartawan.

3 PPDP Pilkada Boyolali 2020 Positif Covid-19, KPU: Sudah Diganti!

Dandim, tambah Danrem, juga akan menyadari kemampuan dan batas kemampuan TNI, misalnya terkait keterbatasan sarana dan prasarana untuk mobilisasi massa atau tenda penampungan.

"Ini otomatis dia akan mengajukan ke komando atas. Tadi Dandim mengatakan jika dibutuhkan dalam pengendalian bencana terkait Gunung Merapi, dia agar didukung satuan atas," lanjut Danrem.

Dia mengarahkan agar Dandim berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terkait bantuan TNI saat terjadi bencana Merapi.

Warga Desa di Lereng Merapi Belum Gelar Simulasi Evakuasi, Ini Alasannya

Sementara itu Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf. Aris Prasetyo, mengatakan TNI akan terus berkoordinasi dengan BPBD dan instansi lain dalam antisipasi penanggulangan bencana erupsi Merapi.

"Babinsa kami yang di wilayah Selo, Copogo dan Musuk, juga tetap melakukan sosialisasi. Pemetaan wilayah [oleh TNI] sudah koordinasi dengan BPBD atau Pemda," kata dia.

Dia berharap dengan aktivitas Gunung Merapi saat ini, masyarakat di lereng gunung tetap aman.

Sebelumnya, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, mengatakan kondisi Gunung Merapi hingga Rabu (8/7/2020) siang masih waspada.

Penggembungan Pascaerupsi

Meski begitu, telah terjadi penggembungan di Gunung Merapi.

"Memang ada penggembungan tubuhnya tapi kecepatan penggembungannya masih kecil. Penggembungan terjadi pascaerupsi 21 Juni lalu," kata dia kepada wartawan belum lama ini.

Dia menyebutkan Gunung Merapi menggembung sekitar 0,5 sentimeter per harinya. Kecepatan penggembungan tersebut masih tergolong rendah dibandingkan pada 2010 lalu yang mencapai 130 sentimeter dalam sebulan.

Unik! Bukan Bersepeda, Warga Boyolali Ini Justru Lebih Suka Jalan-Jalan Naik Sapi

Dari indikasi yang ada, menurutnya, Gunung Merapi akan kembali mengalami erupsi atau akan tumbuh kubah lava. Dia juga menyampaikan sebelum 21 Juni sudah terjadi gempa vulkanik baik yang sifatnya dangkal maupun dalam.

"Memang sejak 2018 aktivitas Gunung Merapi tidak pernah berhenti, aktivitas terus ada. Jadi status masih waspada, artinya aktivitasnya di atas normal. Namun belum membahayakan penduduk di lereng Merapi asal di dalam radius 3 km dari puncak tidak boleh ada aktivitas warga," lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya