SOLOPOS.COM - Pengguna jalan menerobos hujan abu yang turun di wilayah Cepogo, Boyolali, Senin (18/11/2013). Aktivitas Gunung Merapi menimbulkan hujan abu yang mencapai wilayah Jawa Timur seperti Ngawi dan Madiun. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Pengguna jalan menerobos hujan abu yang turun di wilayah Cepogo, Boyolali, Senin (18/11/2013). Aktivitas Gunung Merapi menimbulkan hujan abu yang mencapai wilayah Jawa Timur seperti Ngawi dan Madiun. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Pengguna jalan menerobos hujan abu yang turun di wilayah Cepogo, Boyolali, Senin (18/11/2013). Aktivitas Gunung Merapi menimbulkan hujan abu yang mencapai wilayah Jawa Timur seperti Ngawi dan Madiun. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Solopos.com, NGAWI – Hujan abu vulkanik akibat letusan kecil Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Senin tertiup hingga sampai ke Kabupaten Ngawi dan Madiun, Jawa Timur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi mencatat, 10 dari 19 kecamatan di Kabupaten Ngawi terdampak dari hujan abu vulkanik Gunung Merapi yang tertiup angin tersebut. Ke-10 kecamatan yang terkena hujan abu vulkanik adalah, Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Kedunggalar, Pitu, Sine, Ngrambe, Jogorogo, Widodaren, Geneng, dan Ngawi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Hujan abu terjadi di wilayah Ngawi sebelah barat dan tengah. Ini Karena angin berhembus ke arah timur,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Ngawi, Eko Heru Cahyono, kepada wartawan. Menurut dia, hujan abu mulai terjadi sekitar pukul 06.30 WIB 07.00 WIB. Saat itu, abu yang beterbangan sangat tebal dan terlihat putih keabuan. Selang beberapa jam kemudian, kondisi kembali normal. Kendati demikian, debu masih menyelimuti udara di Ngawi. Terutama yang berada di wilayah barat, seperti Mantingan, Karanganyar, Kedunggalar, Pitu, dan Sine.

Untuk itu, pihak BPBD dibantu petugas kecamatan dan komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia masih melakukan pemantauan di lapangan. Selain memantau, BPBD juga mengimbau warga untuk mengenakan topi, masker, ataupun kaca mata jika keluar rumah. Hal itu karena abu vulkanik masih beterbangan meski sudah berkurang. Imbauan untuk mengenakan masker dan kaca mata itu adalah untuk menghindari dampak negatif dari hujan abu vulkanik. Bila terhirup, bisa mengganggu pernafasan.

“Selain itu, juga dapat mengakibatkan iritasi pada mata. Juga diimbau memakai masker karena bisa berdampak pada kesehatan,” kata dia.

Selain di Ngawi, hujan abu vulkanik juga sampai di sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten Madiun. Seperti yang terlihat pada sejumlah mobil dan motor yang diparkir di halaman kantor Bupati Madiun. Kendaraan tersebut terlihat kotor karena terkena abu vulkanik yang bewarna abu-abu.

“Saya kaget, saat hendak pulang mendapati mobil saya sangat berdebu. Debu menempel dimana-mana, ternyata itu abu Gunung Merapi yang meletus tadi pagi,” ungkap salah satu pegawai negeri sipil setempat, Yudi. Yudi menambahkan, meski, terlihat menempel pada mobil ataupun pakaian dan rambut warga yang lama beraktivitas di luar ruangan, namun abu vulkanik tersebut dinilai belum mengganggu aktivitas masyarakat.

Seperti diketahui, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gunung Merapi mengalami erupsi kecil dan menyemburkan asap tebal disertai abu vulkanik hingga ketinggian 2.000 meter pada Senin pagi sekitar pukul 04.50-06.00 WIB. Letusan tersebut dipicu oleh gempa tektonik lokal di bawah tubuh Gunung Merapi. Tipe letusannya adalah letusan freatik. Sebelumnya tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi dan saat ini status Merapi masih normal aktif (level I).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya