SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan abu vulkanik yang menyelimuti bagian tengah Pulau Jawa, Jumat (14/2/2014). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, MALANG — Erupsi Gunung Kelud telah mereda, namun hujan abu masih menjadi ancaman beberapa daerah. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang memprediksi Kota Malang diguyur hujan abu. Oleh karena itu warga diminta bersiap, khususnya masker.

BMKG Karangploso, Kabupaten Malang, memprediksi wilayah Kota Malang berpotensi diguyur hujan abu yang terbawa ikut arah angin.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Angin bagian bawah sudah berhembus ke arah timur dan artinya bisa mengarah ke Kota Malang,” ujar Kepala BMKG Karangploso, Kabupaten Malang Subekti, Sabtu (16/2/2014) sebagaimana ditulis Detikcom.

Menurutnya, angin bagian bawah bergerak dengan kecepatan 10 ribu bit atau rata-rata 25 kilometer per jam dan menuju 3 kilometer ke arah timur. Angin bagian bawah inilah, lanjut dia, yang menyebabkan wilayah terdekat seperti Kota Malang yang selama ini belum terkena dampak bisa terkena hujan abu vulkanik.

“Kalau yang sampai ke Jawa Tengah dan wilayah lain itu adalah angin bagian atas sehingga daerah lain terkena imbasnya,” tegasnya.

BMKG mencatat, walaupun angin bagian bawah bergerak ke arah timur. Namun, hujan abu vulkanik ke Kota Malang jangkauannya tidak akan terlalu jauh.

“Itu tergantung kondisi Gunung Kelud, kalau meletus lagi, kondisi di Malang akan sama dengan Batu dan Pujon,” paparnya.

BMKG juga menyatakan bahwa potensi curah hujan di Kota Malang saat ini masih rendah. “Kalau memang terjadi ada hujan plus hujan abu vulkanik masyarakat diimbau untuk berhati-hati,” tutupnya.

Rumah Rusak

Sementara itu, Kantor Berita Antara menulis, sedikitnya 300 unit rumah warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, rusak parah terkena erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2/14).

Menurut Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setyono, Sabtu, Desa Pandansari merupakan wilayah yang paling dekat dengan kawah Gunung Kelud.

Desa itu sekarang seperti desa “mati” karena sudah tidak ada penghuninya. “Seluruh warga di desa ini sudah dievakuasi,” katanya.

Hanya hewan peliharaan warga yang masih tersisa seperti kampung dan sapi, selain sebagian juga telah dievakuasi ke tempat yang aman.

Menurut Bagyo, di Desa Pandansari, hanya Dusun Kutut yang kondisinya paling parah. Dari sekitar 300 kepala keluarga (KK) di desa itu, seluruh rumahnya ambruk dan hanya ada enam rumah yang tidak ambruk.

Seorang warga Dusun Kutut, Surahman, yang sekarang berada di lokasi pengungsian, berharap ada bantuan untuk memperbaiki rumahnya.

“Saya tidak punya apa-apa lagi kecuali rumah itu yang saat ini kondisinya rusak parah, bahkan nyaris ambruk,” katanya.

Senada dengan Surahman, Riyanti juga berharap demikian. Selain rumahya yang rusak parah, tiga ekor sapi piaraannya juga masih berada di lokasi bencana dan sudah dua hari ini tidak diberi pakan.

Sementara korban jiwa terkait erupsi Gunung kelud di wilayah Ngantang bertambah lagi, dari enam orang pada Sabtu pagi tadi, sekarang menjadi tujuh orang. Korban yang meninggal pada siang hari tadi adalah Sayini.

Menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Mursyida, Sayini meninggal karena faktor usia. “Bu Sayini memang sudah sepuh dan beliau m eninggal di perjalanan ketika di bawa ke rumah sakit,” katanya ketika ditemui di pos kesehatan di lokasi pengungsian di Pujon.

Sayini adalah warga Dusun Sayang Desa Tulungrejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Sebelumya ada enam orang korban jiwa akibat erupsi tersebut dan keenam korban meninggal sebelumnya itu adalah warga Kecamatan Ngantang.

Menanggapi banyaknya warga yang kehilangan rumah akibat erupsi Kelud, Bupati Malang Rendra Kresna mengatakan bahwa Pemkab Malang pasti akan memberikan bantuan untuk renovasi, meski tidak ditanggung seluruhnya.

“Kita pasti akan bantu, tapi tidak sepenuhnya. Sebagian besar rumah yang rusak itu bukan bangunan utamanya, melainkan sosoran genting rumah,” kata Rendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya