SOLOPOS.COM - Pengendara motor melintasi padang sabana Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, medio November 2015. (JIBI/Solopos/Antara/ilustrasi)

Gunung Bromo Siaga, gempa letusan gunung itu terus terjadi, namun hanya radius 3 km saya yang bergetar.

Madiunpos.com, PROBOLINGGO — Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Bromo Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahmad Subhan, mengatakan gempa letusan Gunung Bromo yang terjadi selama status Siaga beberapa hari terakhir hanya dirasakan dalam radius 3 kilometer.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Gempa letusan itu sempat membuat kaca di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo bergetar, namun hal itu wajar-wajar saja,” kata Subhan saat dihubungi dari Probolinggo, Minggu (10/1/2016) malam.

Menurutnya, tidak semua warga yang berada dalam radius 3 km dapat merasakan getaran gempa letusan Gunung Bromo itu karena intensitasnya tidak terlalu sering, sehingga ada sebagian warga yang tidak merasakannya. “Gempa letusan itu merupakan salah satu tipe aktivitas gempa gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut dan gempa itu merupakan tekanan udara dari dalam magma yang menyebabkan getaran,” tuturnya.

Ia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir dengan gempa letusan Gunung Bromo karena jenis gempa tersebut merupakan hal yang wajar di fase erupsi yang terus menerus sejak statusnya Siaga. “Material yang keluar akibat gempa letusan hanya berupa abu halus dan secara visual gempa letusan itu akan menyebabkan asap sulfatara abu vulkanis menjadi lebih pekat,” paparnya.

Gempa tremor Gunung Bromo dalam beberapa hari terakhir status Siaga mengalami penurunan, namun energi aktivitas di dapur magma lainnya masih tetap tinggi, bahkan secara visual terdengar suara gemuruh dan teramati sinar api samar-samar dari kawah Bromo. “Saya imbau masyarakat tidak perlu panik dan khawatir, namun sesuai dengan rekomendasi PVMBG, kawasan steril dari aktivitas warga dan wisatawan dalam radius 2,5 kilometer dari bibir kawah Gunung Bromo,” katanya.

Aktivitas Gunung Bromo pada 9 Januari 2016 pukul 06.00-12.00 WIB tercatat secara seismik gempa tremor vulkanis atau erupsi menerus dengan ampitudo dominan 5 milimeter, satu kali gempa vulkanik dalam, dan tujuh kali gempa letusan yang lamanya sekitar 23 detik, sedangkan secara visual cuaca cerah, angin tenang, asap kelabu sedang-tebal, tekanan sedang-kuat, tinggi asap berkisar 900 meter dari puncak ke arah barat-barat laut.

Sementara aktivitas Bromo pada 10 Januari 2016 pukul 12.00-18.00 WIB terpantau secara visual cuaca mendung, angin tenang, asap kelabu sedang-tebal, tekanan sedang-kuat dengan ketinggian berkisar 900 meter dari puncak ke arah barat-barat daya, sedangkan secara seismik gempa tremor dengan amplitudo dominan 5 milimeter, dan terdengar suara gemuruh lemah dari kawah, sehingga kesimpulan Gunung Bromo tetap siaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya