SOLOPOS.COM - Petugas dan warga memantau aktifitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (15/9/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Nyoman Budhiana)

Sebanyak 1.259 orang telah mengungsi sejak Gunung Agung di Karangasem, Bali, dinyatakan berstatus siaga.

Solopos.com, DENPASAR — Data sementara dari Pusdalops BPBD Provinsi Bali, mencatat sudah sebanyak 1.259 orang warga di sekitar Gunung Agung yang memilih mengungsi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagian besar pengungsi memilih meninggalkan tempat tinggal mereka karena keputusan sendiri meskipun kepala daerah setempat belum memerintahkan secara resmi mengungsi. Kepala Pusat Data dan Humas BPNP Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pendataan pengungsi terus dilakukan karena jumlah pengungsi terus bergerak naik.

Ekspedisi Mudik 2024

“Jumlah pengungsi terus bertambah mengingat belum semua data dilaporkan ke Pusdalops BPBD Bali. Sebagian besar masyarakat mengungsi karena pengalaman masa lalu saat Gunung Agung meletus besar tahun 1963,” tuturnya dalam rilis, Kamis (21/9/2017).

Sutopo menuturkan warga merasakan tanda-tanda yang mereka rasakan saat ini, yaitu gempa vulkanik yang sering terjadi saat ini mirip dengan kejadian sebelum Gunung Agung meletus pada 1963. Letusan saat itu berlangsung hampir selama setahun yaitu 18 Februari 1963 hingga 27 Januari 1964. Korban saat itu tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka.

Dia mengatakan seluruh pengungsi ditampung di delapan titik, baik yang disediakan pemerintah maupun milik desa. Sutopo mengatakan tidak mudah menangani pengungsi karena pengungsi dari erupsi gunung jumlahnya besar dan tidak diketahui pasti sampai kapan harus mengungsi dikarenakan sangat tergantung dari waktu letusannya.

Saat ini sudah banyak tenda pengungsi didirikan. Namun umumnya mereka yang mengungsi di tenda tidak nyaman karena panas. Jika terjadi erupsi disertai hujan abu dan pasir, tenda dapat roboh seperti saat erupsi Gunung Merapi 2010.

Banjar atau balai desa adalah tempat pengungsian yang lebih nyaman. Begitu juga mengungsi di kerabat atau desa sekitarnya. BNPB telah menyarankan agar dicari desa-desa di sekitarnya yang aman dan bisa menampung pengungsi. Model ini dikenal sister village seperti yang banyak dikembangkan di sekitar Gunung Merapi di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Pemerintah dan pemda bersama unsur lainnya pasti akan melindungi masyarakat. Saat ini masih terus disiapkan sarana dan prasarana di pos pengungsian. Prioritas pengungsian adalah kelompok rentan yaitu balita, ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas. Pendataan masih dilakukan.

Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali masih tinggi. Indikasi pergerakan magma ke permukaan terus berlangsung sehingga menyebabkan gempa vulkanik sering terjadi. Pos Pengamatan Gunungapi Agung pada Rabu (20/9/2017) merekam 563 kali gempa vulkanik dalam, dan 8 kali gempa vulkanik dangkal. Pada Kamis (21/9/2017) antara pukul 06.00 – 12.00 WIB merekam 144 kali gempa vulkanik dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal.

Ada proses pergerakan magma yang mendorong permukaan dan meruntuhkan batuan yang menyumbatnya di pada jarak 5 kilometer di bawah permukaan bumi. Status Gunung Agung masih Siaga (Level III). Rekomendasi PVMBG adalah masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian, dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan seluruh area di dalam radius 6 kilometer dari kawah.

Selain itu, area dengan elevasi di atas 950 meter dari permukaan laut dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara, dan Selatan-Baratdaya sejauh 7,5 kilometer, juga harus sterl. Artinya di dalam wilayah tersebut harus kosong atau tidak ada aktivitas masyarakat karena berbahaya jika sewaktu-waktu gunung meletus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya