SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN--Psikolog, Eny Esysta Kolopaking, meminta orangtua berperan aktif dalam mengawasi anak-anaknya saat menikmati tayangan media massa. Dia menekankan pentingnya pemanfaatan tayangan media sesuai dengan takaran usia.

Hal itu dikemukakan Eny pada Seminar Nasional dalam rangka peluncuran Majalah Nun Qolam di Auditorium Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten, akhir pekan kemarin.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dalam kesempatan itu, Eny mengatakan selain berfungsi sebagai sarana informasi, media juga berfungsi sebagai sarana pendidikan, pencitraan, promosi, pemersatu, hiburan, pembentukan karakter, sosial, berdemokrasi dan lain-lain.

“Media mampu menjadi jembatan komunikasi, sarana olah empati, sarana diskusi, olah spriritual, bahkan mampu berperan sebagai media terapi di lingkungan keluarga,” terang Eny.

Kendati demikian, Eny tidak memungkiri berkembangnya media massa juga memiliki efek negatif. Munculnya premanisme, penyimpangan seksual, perselingkuhan, perubahan emosi dianggapnya merupakan dampak negatif penyalahgunaan media massa.

“Media massa bisa berdampak negatif apabila penggunaannya berlebihan, tidak sesuai dengan fungsi dan kebutuhan, serta tidak sesuai dengan takaran usia. Jangan salahkan media jika ada anak yang berprilaku menyimpang. Prilaku menyimpang pada anak itu menjadi tanggung jawab orangtua. Oleh sebab itu, awasi setiap tayangan media yang ditonton seorang anak,” paparnya.

Seminar tersebut juga menghadirkan pembicara dari Jurnalis SOLOPOS, Adib M Asfar. Dalam kesempatan itu, Adib mengakui banyak pandangan publik tentang keberadaan media. Ada yang menganggap media sebagai sumber informasi, hiburan,  alat penyampai pesan dan lain-lain. Di lain sisi, ada pula yang menganggap media massa sebagai musuh.

“Melalui sebuah foto jurnalistik, opini publik bisa terbentuk. Pemuatan foto jurnalistik bisa menggambarkan sikap media yang menerbitkannya. Namun bukan berarti sebuah foto bisa mewakili semua peristiwa yang terjadi,” terang Adib.

Setiap media massa, kata Adib, memiliki misi tersendiri saat menampilkan informasi dan fakta ke hadapan masyarakat. Secara idealis, jurnalis dan media massa seharusnya berpihak kepada kebenaran.

“Namun harus diakui, ada banyak kepentingan di balik munculnya sebuah media massa dan produk jurnalis yang dihasilkan. Ada beberapa pemilik modal media massa dari kalangan politisi. Namun masih banyak media berdiri tanpa campur tangan politisi, melainkan murni ingin menghasilkan produk jurnalistik,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya