SOLOPOS.COM - Ilustrasi gula rafinasi (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

ILUSTRASI (RAHMATULLAH/JIBI/Bisnis Indonesia)

SRAGEN-Inspeksi mendadak (Sidak) yang digelar Dinas Perdagangan (Disdag) bersama Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sragen menemukan gula refinasi beredar di pasaran. Sidak dilakukan di delapan toko kelontong besar di Kota Sragen pekan lalu. Tim gabungan menemukan 1,7 ton gula refinasi di dua toko dengan pemasok dari Solo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebagai tindak lanjutnya, Disdag Sragen menyurati Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo untuk meminta informasi tentang toko pemasok di Solo, Senin (19/3). Surat No 443.5/133/022/2012 dikirim ke Disperindag Solo melalui faksimile.

”Temuan gula refinasi dalam bentuk kiloan atau sak-sakan ternyata dipasok dari sebuah toko di Solo. Kami ingin tahu, toko di Solo itu merupakan subdistributor gula impor itu atau tidak. Meskipun statusnya subdistributor, toko yang memasok gula ke dua toko di Sragen tetap menyalahi Permendag No 18/2007,” tegas Kabid Perdagangan Disdag Sragen, Rihandayani, saat dijumpai solopos.com, Senin (19/3/2012).

Menurut dia, Peraturan Menteri Pedagangan (Permendag) No 18/2007 menerangkan penyaluran gula refinasi hanya dilakukan distributor/subdistributor resmi kepada industri pengguna. Dari temuan tim, terang dia, gula refinasi ini dijual secara umum, padahal status gulanya masih kotor dan belum boleh dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Oleh karenanya, lanjut dia, gula refinasi hanya boleh dipasok ke industri makanan dan sejenisnya.

Rihandayani dalam waktu dekat akan memanggil para pemilik toko besar di Sragen untuk dilakukan pembinaan agar tidak mengedarkan gula refinasi. Pembinaan juga dilakukan langsung kepada dua toko yang terbukti memiliki gula refinasi dalam jumlah yang besar, yakni 1,7 ton. Dua toko tersebut diminta mengembalikan stok gula refinasi yang ada ke pamasoknya di Solo.

“Ciri-ciri gula refinasi itu butirannya lembut dan warnanya putih. Sedangkan gula lokal yang baik untuk dikonsumsi burian kristalnya agak besar dan warnanya biasanya kecoklat-coklatan. Gula refinasi itu harus diolah lagi atau disaring karena masih mengandung kotoran,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya