SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JOGJA — Meski terus mengeluarkan guguran lava pijar, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menilai aktivitas Gunung Merapi masih kecil. Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan aktivitas guguran lava yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir masih wajar.

Hal itu dilihat dari jumlah kali guguran yang terjadi setiap hari antara 30 hingga 50 kali. Berbeda dengan aktivitas sebelumnya yang jumlahnya ratusan kali dalam sehari seperti yang terjadi pada 2010. Karena saat itu kondisi Merapi beberapa dengan saat ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi aktivitas Merapi saat ini masih tergolong kecil. Rata-rata selama ini kan guguran 50 kali, 30 sampai 50 kali per hari. Hanya saja ini status waspada yang terpanjang sejak Mei tahun lalu,” ujar Hanik.

Status tersebut, lanjut Hanik, dasarnya bukan pada letusannya melainkan potensi bahaya dan ancamannya. Inilah yang perlu diketahui masyarakat. Di luar Jawa, banyak erupsi gunung api yang meletus terus-menerus tetapi belum sampai pada level awas karena tidak ada ancaman. “Statusnya sampai tiga saja, karena belum ada ancaman,” kata Hanik.

Menurut Hanik, guguran di Merapi tidak selalu terjadi setiap hari. Dia juga menilai jika hal itu merupakan fenomena biasa. Penyebabnya karena terjadi pertumbuhan kubah lava di puncak Merapi. Aktivitas kubah lava Merapi itu menghasilkan guguran material. “Guguran yang terjadi di Merapi tidak selalu disertai lava pijar. Tidak selalu terjadi per hari. Tapi ya itu guguran material dari dalam dan permukaan,” katanya.

Dijelaskannya, guguran lava pijar di Merapi terakhir terjadi dini hari tadi sekitar pukul 02.30 WIB. Jarak luncurnya masih tergolong kecil dibanding luncuran lava pijar sebelumnya yang pernah mencapai 1,7 kilometer. “1,7 km yang terpanjang. Sudah kita sampaikan juga lewat Twitter. Tadi malam (kemarin) yang paling panjang hanya 600 meter,” kata dia.

Kapan meletus? Hanik menegaskan hal itu belum bisa diprediksi. Yang menentukan adalah supply dari dalam tubuh Merapi. Kalau ada supply dari dalam maka parameter-parameter itu akan ketahuan mulai dari deformasi maupun lainnya,” kata Hanik.

Gunung Merapi kembali mengalami guguran lava pijar pada Minggu (13/1/2019). Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang Sleman mencatat telah terjadi enam kali guguran lava. Adapun jarak luncurannya antara 200-600 meter dengan durasi antara 35-86 detik. Aktivitas tersebut mulai terjadi sejak pukul 19.50 hingga 21.21 WIB di mana guguran lava turun ke arah hulu Kali Gendol.

“Jarak luncurannya masih aman jadi masyarakat harus tetap tenang. Status Merapi masih waspada,” kata petugas jaga PGM Kaliurang, Lasiman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya