SOLOPOS.COM - Komandan Kodim 0722/Kudus Letkol Inf Sentot Dwi Purnomo didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Catur Sulisityanto mengecek beras di gudang Bulog Subdivre II Pati, Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jateng, Selasa (6/3/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Bulog Pati baru mendapatkan komitmen pasok 50 ton beras dari mitra pengepulnya hingga panen musim tanam pertama petani Kudus berakhir.

Semarangpos.com, KUDUS — Empat mitra Perum Bulog Subdivre II Pati di Kabupaten Kudus terkendala kenaikan harga jual gabah sehingga belum berani menyerap gabah atau beras petani. Alhasil hingga panen musim tanam pertama berakhir, Bulog Pati baru mendapat komitmen satu dari empat mitranya itu yang berjanji memasok 50 ton beras .

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yudo, salah seorang mitra Bulog Pati di Kudus yang dikutip Kantor Berita Antara, Selasa (6/3/2018), mengungkapkan harga jual gabah di tingkat petani saat ini mencapai Rp5.500/kg, padahal harga jual sebelumnya hanya Rp5.000/kg. Gabah tersebut, kata dia, diperoleh dari Wedung, Kabupaten Demak, sedangkan di Kabupaten Kudus saat ini sudah selesai panen musim tanam pertama.

Ekspedisi Mudik 2024

Habisnya stok gabah di Kudus, lanjut dia, salah satunya karena diserbu pedagang dari wilayah Jawa Barat. Untuk sementara, kata dia, dirinya hanya bersedia memasok beras ke Perum Bulog sebanyak 50 ton. Karena harga jual gabah di pasaran mengalami kenaikan, dia mengaku belum bisa memasok beras ke Perum Bulog karena harga patokan pembelian beras dari Perum Bulog hanya Rp8.760/kg.

“Kalaupun mendapatkan beras dengan harga Rp8.060/kg, tentunya harus dicampur dengan beras yang diperoleh dengan harga lebih rendah untuk mengurangi jumlah beras patah,” ujar Yudo yang ditemui Antara di sela-sela menerima kunjungan Kepala Perum Bulog Subdivre II Pati Muhammad Taufiq, Komandan Kodim 0722/Kudus Letkol Inf. Sentot Dwi Purnomo, serta Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Catur Sulisityanto ke gudang beras miliknya.

Selain itu, lanjut dia, pencampuran beras yang diperoleh dengan harga murah dengan yang dibeli dengan harga mahal juga untuk menyiasati biaya operasional, mulai dari pemisahan beras dengan kotoran, tingkat penyusutan bobot beras, serta biaya transportasi ke gudang Bulog. Ia memperkirakan baru bisa mulai memasok beras ke Bulog pada musim tanam berikutnya sehingga untuk saat ini dirinya hanya berani menyepakati kuota penyerapan dengan Bulog sebanyak 50 ton beras.

Kepala Perum Bulog Subdivre II Pati Muhammad Taufiq yang juga mengecek beras di gudang Bulog Subdivre II Pati, Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jateng, menambahkan jumlah mitra Bulog dari Kudus ada empat mitra. Hanya saja, kata dia, pasokan beras dari mitra di Kudus belum ada, meskipukan salah satu mitranya UD Manis Budi siap memasok 50 ton beras.

“Mudah-mudahan, semua mitra kami, terutama di Kudus segera melakukan penyerapan untuk disetorkan ke Bulog karena sesuai instruksi pusat Bulog harus menyerap beras sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

Stok beras yang dimiliki, kata dia, akan digunakan untuk penyaluran beras bantuan sosial hingga bulan Mei 2018. Untuk itu, lanjut dia, Bulog Pati membutuhkan beras lebih dari 100.000 ton. Patokan harga dalam penyerapan gabah petani, kata Taufiq, berdasarkan fleksibilitas harga untuk gabah kering panen (GKP) senilai Rp4.450/kg dan beras senilai Rp8.760/kg.

Komandan Kodim 0722/ Kudus Letkol Inf Sentot Dwi Purnomo mengungkapkan dalam merealisasikan penyerapan gabah petani dibutuhkan sinergitas bersama semua pihak. Apalagi, lanjut dia, untuk memasok beras ke Bulog juga harus memenuhi sejumlah persyaratan, khususnya soal kualitas berasnya. “Dalam mempersiapkan beras yang berkualitas, menjadi tugas kami bersama pemkab setempat,” ujarnya.

Terlebih lagi, kata Sentot, kesadaran petani untuk mengolah lahan pertanian dengan cara yang benar agar gabah yang dihasilkan lebih berkualitas masih perlu ditingkatkan. Ia berharap pada musim tanam kedua nanti kualitas produksinya semakin meningkat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya