SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melakukan Rakor Penanganan Kenaikan Kasus Covid-19 akibat Dampak Liburan dipimpin Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marvest), Luhut Binsar Panjaitan via Zoom Meeting di Puri Gedeh, Kota Semarang, Kamis (12/11/2020). (Bisnis-Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Tujuh zona merah baru di Jawa Tengah tercatat di data pusat per 8 November 2020. Untuk itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuntut agresivitas ke tujuh daerah terdera vieus corona jenis baru pemicu Covid-19 tersebut.

Gubernur Ganjar Pranowo meminta ke tujuh kepala daerah di Jateng itu tak perlu takut meningkatkan jumlah tes infeksi virus corona jenis baru. Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo seusai Rakor Penanganan Kenaikan Kasus Covid-19 akibat Dampak Liburan yang dipimpin Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marvest), Luhut Binsar Panjaitan, via Zoom Meeting, di Puri Gedeh, Kamis (12/11/2002).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sekarang kita kejar terus [peningkatan testing], jadi sekarang bupati-bupati menjadi lebih peduli,” kata Ganjar melalui siaran persnya.

Peluang Bisnis: Cuci Mobil Waterless Bisa Untung Rp25 Juta/Bulan

Ganjar lantas bercerita salah satu kepala daerah yang meminta agar dibantu dikirimkan polymerase chain reaction (PCR). Padahal sebenarnya, kata Ganjar, daerah bisa membeli sendiri karena harganya yang masih terjangkau. “Sebenarnya kan dia bisa beli aja sendiri, terus bisa ngetes sendiri. Gampang kan,” ujar Ganjar.

Gubernur Jateng tuntut agresivitas daerah sehingga pemerintah di kabupaten/kota itu harus bisa bersikap antisipatif dan prediktif. Antisipatif dalam hal ini yakni dengan memprioritaskan kelompok rentan yakni yang memiliki komorbid.

Ketahuan Setelah Tes

“Siap-siap sendiri per kabupaten/kota, karena mesti prediktif dan antisipatif. Jadi tiap kabupaten/kota kita minta untuk peduli, tidak apa-apa tes makin banyak maka akan lebih banyak juga yang diketahui, setelah diketahui maka langkah selanjutnya adalah dijaga supaya sembuh,” tegasnya.

Sementara itu, dalam rakor bersama Menko Marvest Luhur Binsar Pandjaitan disebutkan bahwa kasus Covid-19 di Jateng naik 49% pada periode 26 Oktober-1 November. Meski kenaikan tersebut sebanding dengan jumlah tesnya.

Tinggalkan Surat untuk Pacar, Siswa SMA di Toraja Gantung Diri

“Kita sudah prediksi akan terjadi ledakan, karena memang ini resiko yang kita siap ambil. Kami juga sudah sampaikan kepada staf, maka tolong ini gaspol. Semua dilakukan termasuk testing,” tutur Ganjar.

Gubernur Ganjar Pranowo menjelaskan, pada 8 November lalu, angka tes sempat menurun hampir separuh dari rata-rata harian di Jateng. Namun, sejak tanggal 9 sampai Kamis (12/11/2020) jumlah tes ada di angka 8.000 sampai 9.000 tes/hari.

“Kita mencoba untuk tetap menghitung peluang-peluang yang kira-kira bisa kita manfaatkan untuk pengendalian. Saya bilang sekali lagi jangan pernah takut soal datanya meledak atau tidak, tapi testing terus lebih banyak lagi,” tegasnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya